Ati berpikir keras dan membuat tekanan air lebih kencang hingga akhirnya menembus penahan besi dan membuat air dapat langsung memadamkan api seketika.
“Kami diapresiasi oleh kepala daerah setempat yang datang langsung ke lokasi kebakaran,” kisah Ati.
Tanpa gaji
Ati dan kawan-kawan berprinsip bahwa semua dilakukan tanpa pamrih. Mereka tidak memiliki gaji tetap, tetapi kadang-kadang mendapat sumbangan uang dari donatur atau pemerintah untuk keperluan perbaikan 4 mobil damkar, 1 ambulans dan makan setelah bertugas.
Karena mereka pekerja sosial, rata-rata dari punya pekerjaan di tempat lain, seperti membantu di toko dan lain-lain. Tapi, saat informasi kebakaran tersiar lewat HT, mereka akan segera bergegas berganti pakaian dan meluncur ke lokasi kebakaran.
Salah satu sumbangan mereka dapatkan dari Wismilak Foundation yang memberikan perhatian untuk keselamatan mereka bekerja.
Beberapa helm diberikan untuk melengkapi perlengkapan keselamatan dan keamanan mereka sebagai petugas damkar.
Semua itu semata-mata agar mereka selamat, dan berkumpul dengan keluarga usai api dijinakkan.
“Kami paham betul kondisi di Kalimantan Barat rawan kebakaran, dan keberadaan para petugas damkar—seperti dari swasta sangat dibutuhkan. Karena itu, kami berusaha memenuhi kebutuhan mereka, terutama pada sisi keselamatan saat bertugas,” ungkap Regional Manager Wismilak area Kalimantan, Agus Widodo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.