Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/06/2018, 09:13 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Lalu, apa yang membuat perbedaan ini terjadi?

Berdasarkan riset, kesenjangan ini bermuara pada perbedaan tingkat perhatian orangtua.

Semakin banyak saudara kandung yang dimiliki, semakin sedikit perhatian yang didapat oleh seorang anak.

Inilah yang akhirnya berimbas pada kemampuan akademik seorang anak.

Riset ini juga membuktikan para orangtua tidak bisa memberi tingkat dukungan kognitif yang sama seperti yang mereka berikan pada anak sulung.

Baca juga: Amankah Anak Lelaki Bermain dengan Pistol Mainan?

Hal ini dapat terjadi meskipun anak-anak mereka tidak memiliki 'kelainan' dalam kesehatan atau perkembangan mereka.

Anak pertama menerima lebih banyak rangsangan mental pada tahun pertama mereka lahir.

Oleh karena itu, perkembangan fungsi otak mereka lebih tinggi daripada adik-adiknya.

Periset juga menyatakan jika perilaku sang ibu selama kehamilan - seperti konsumsi alkohol, merokok dan keputusan untuk menyusui - turut memainkan peranan penting dalam perkembangan anak.

Periset menyarankan kepada orangtua agar lebih 'rileks' dalam mendidik anak-anak mereka yang lahir setelah anak sulung.

Semakin banyak anak yang dimiliki, memang sulit untuk menyeimbangkan semua tanggungjawab sebagai orangtua.

Ini juga terhadi karena keterbatasan waktu para orangtua dalam mendampingi anak-anaknya.

Riset ini membuktikan perubahan sikap dan perilaku dalam pola pengasuhan, membuat anak-anak yang lahir setelah 'si sulung' memiliki perkembangan kognitif dan prestasi akademik yang rendah.

Dampak tersebut akan tetap terasa sampai anak-anak tumbuh dewasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com