Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sukses Pria yang Turunkan Berat Badan hingga 100 Kg

Kompas.com, 13 September 2018, 11:42 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Stephen Ringo memiliki perjalanan panjang untuk memangkas kelebihan berat badannya. Pernah mencapai berat badan hingga 186 kg, ia bangkit dan kini berhasil memiki berat badan yang ideal.

Stephen pernah sangat kurus di masa kecil dan kerap di-bully teman-temannya.

Seperti dilansir dari Yahoo Lifestyle, Stephen bercerita dirinya kemudian mulai latihan angkat beban pada usia 11 tahun untuk membentuk otot.

Angkat beban kemudian menjadi obsesi sekaligus motivasi baginya. Namun, kebiasaan makannya menjadi tak terkontrol karena keinginannya menaikkan berat badan sebanyak yang ia bisa.

Pola makan yang tak terkontrol tanpa diiringi olahraga membuat berat badannya melonjak hingga ia tampak seperti balon.

Dalam kurun waktu sekitar 15 tahun Stephen memiliki berat sekitar 186 kg.

Menurut dia, beberapa perubahan dalam hidupnya berkontribusi pada gaya hidupnya yang tidak sehat. Mulai dari perceraian dengan wanita yang hidup bersamanya selama 14 tahun hingga pindah kerja ke daerah baru.

Baca juga: Mengenal Puasa Intermiten yang Diklaim Efektif Menurunkan Berat Badan

Dokumentasi

Meninggalkan kehidupan lama membuat Stephen merenungkan apa yang sebetulnya diperlukannya. Ia pun mulai mencari kesempatan baru dan berencana mendokumentasikan proses perubahannya, seperti yang ia lihat dari internet dan media sosial, untuk menunjukkan sisi positif dari perjalanan tersebut.

"Aku ingin orang lain melihat bahwa penurunan berat badan tak selalu berjalan mulus dan penting untuk terus mendapat motivasi," kata Stephen.

Ia tak memiliki banyak uang untuk memulai perubahannya tersebut, tapi ia sadar bahwa investasi uang penting bagi masa depannya.

Enggan mengingkari janjinya sendiri, ia pun membuat channel YouTube, Morbid Reality, di mana ia bisa meraih penonton dari dunia maya sebagai bentuk pengingat akan komitmennya.

Stephen Ringo, pria yang berhasil menurunkan berat badan hingga sekitar 100kg.Istimewa Stephen Ringo, pria yang berhasil menurunkan berat badan hingga sekitar 100kg.
Tahap perubahan

Stephen menyadari, 99 persen dari proses penurunan berat badan berkaitan dengan mental. Mekanisme penurunan berat badan menurutnya sesederhana bagaimana kita bisa menyelesaikan tantangan yang ada.

"Jika pikiran kita tak terlibat, kita tak akan sukses," kata dia.

Stephen memulai dari proses fisik dengan mengkalkulasikan Total Daily Energy Expenditure (TDEE) atau jumlah energi harian yang dikeluarkan untuk beraktivitas.

TDEE awal Stephen adalah sekitar 3.500 kalori per hari. Ia menguranginya 1.000 kalori dan mulai mengkonsumsi 2.500 kalori setiap harinya tanpa tipe diet apapun.

Sejak saat itu, ia pun rajin memperhatikan porsi makannya untuk memastikan asupan kalori sesuai dengan target.

Baca juga: Berbahayakah Berat Badan Naik Usai Berhenti Merokok?

Seiring berjalannya waktu, pola diet Stephen mulai berubah menjadi whole-foods based atau tidak mengkonsumsi makanan yang diproses dan menjalani diet seperti paleo (makan daging tanpa lemak dan sayur).

Dua pola makan tersebut dikombinasikannya dengan intermittent fasting dan satu hari puasa 48 jam setiap bulannya.

Ia menyadari bahwa pola makan yang diterapkannya pada awal perjalanan membuat penurunan berat badannya cenderung lambat.

Namun, jika langsung menjalani pola diet ekstrim akan membuat rencana diet gagal karena pola tersebut berbeda dengan rutinitas harian normal.

Dua bulan awal Stephen tak menjalani olahraga. Kalori defisit saja sudah cukup membuatnya menurunkan berat badan cukup besar.

Setelah dua bulan, ia memulai olahraga ringan dengan mayoritas latihan angkat beban.

Stephen Ringo, pria yang berhasil menurunkan berat badan hingga sekitar 100kg.Istimewa Stephen Ringo, pria yang berhasil menurunkan berat badan hingga sekitar 100kg.
Angkat beban membuatnya meraih massa otot sekaligus menurunkan berat badan dan membuatnya fokus pada rutinitas harian.

Perubahan awal menurutnya cukup berat, mengingat ia sangat mencintai makanan dan khawatir mengalami depresi jika meninggalkan makanan-makanan favorit.

Namun, ia selalu mengingat bahwa usaha menurunkan berat badan memiliki efek bola salju  bahwa sekali kita mengalami penurunan berat badan, hal-hal lainnya akan terasa lebih mudah, dan makan lebih sedikit bisa terasa seperti bermain game.

Lama kelamaan, aktivitas fisik dan olahraga dianggapnya sebagai pengalaman yang menyenangkan.

Motivasi utama Stephen adalah janji yang dibuatnya pada para pengikut (subsriber) di YouTube untuk menikmati kontennya. Ketika motivasinya berkurang, ia selalu mengingat kembali usaha-usaha keras yang dilakukannya dalam waktu cukup lama.

Setelah mengurangi berat badan sekitar 100,6 kg, Stephen merasa tubuhnya sangat nyaman.

Baca juga: Kisah The Rock yang Sukses Membentuk Otot Tubuh

Tak pernah terpikirkan sebelumnya ia bisa memanjat gunung di akhir pekan dan lari setiap pagi. Dulu ia hanya berharap bisa bangun pagi dan sehat.

Stephen selalu mengingat usaha-usaha keras yang ditempuhnya sehingga membuatnya terus bersyukur.

Ia merasa dirinya juga berubah secara emosional. Dari seseorang yang sangat tak percaya diri, pemalu, menutup diri dari pergaulan sosial, dan hanya memikirkan bertahan hidup setiap harinya, menjadi seseorang yang semangat dan ingin menolong setiap orang yang ditemui.

Kini, ia tetap menjalani pola makan yang dijalankannya ketika menurunkan berar badan namun mengkonsumsi jumlah kalori yang lebih tinggi. Stephen juga mengkonsumsi karbohidrat sehat, protein tinggi dan lemak rendah.

Ia berniat menggantikan lemak-lemak yang tersisa dengan otot sambil terus mempertahankan berat badan ideal.

Olahraga yang dijalankannya juga berubah, dari latihan beban ringan/banyak repitisi dengan latihan beban berat/sedikit repetisi. Semua dilakukannya untuk membangun kekuatan.

Baca juga: Perhatikan, 7 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Saat Diet

Stephen bertekad mempertahankan 15-17 persen lemak tubuh dan berat badan 190 pon atau sekitar 86 kg.

Ia juga menjaga waktu makan selama empat jam setiap harinya (17.00-21.00) dan berpuasa di sisa waktunya.

Pada waktu luang ia menghabiskan malam untuk membuat video atau tulisan karena dua hal itu bisa membuat dirinya terlibat secara mental.

Salah satu porsi makannya adalah 8-10 ons kalkun dengan setengah gelas nasi. Ia menambahkan setengah kilogram kacang panjang untuk sayurannya.

Biasanya, ia juga mengkonsumsi satu atau dua kantung popcorn dengan minyak zaitun ringan dan garam sebagai cemilan.  Terkadang ia juga mengkonsumsi es krim kacang atau kayu manis.

Ia juga mengakui beberapa makanan sangat adiktif dan sulit untuk ditinggalkan. Seperti pizza, donat dan makanan digoreng lainnya, serta bir. Namun, ia berusaha keras untuk tidak mengkonsumsinya secara terus menerus.

Stephen mengalokasikan "cheat day" untuk mengkonsumsi salah satu makanan itu. Namun, ketika ia sudah menjalankan cheat day, ia langsung melakukan perencanaan ulang dan melakukan olahraga untuk mencegah godaan yang sama datang kembali.

Penontonnya di Youtube adalah motivasi utama bagi Stephen. Ia merasa senang dengan interaksi yang terbangun antara dirinya dan para subscriber. Ia berharap kisahnya juga bisa membantu orang lain.


Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau