Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/11/2018, 07:41 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Misalnya, dalam hal berdiskusi politik. Para pakar mengatakan bahwa mereka yang menelan propaganda berita bohong secara mentah-mentah mungkin saja tidak menghargai kebenaran. Mereka cenderung tidak peduli.

"Hal itu karena mereka menghargai aspek lain yang lebih mereka rasakan," kata Sharp.

Pendekatan seseorang terhadap situasi tersebut seringkali dapat mengungkapkan nilai mana yang lebih bisa memengaruhi mereka. Apakah fakta atau perasaan.

Menurutnya, orang-orang yang logis akan lebih mementingkan fakta, informasi dan data untuk kemudian mengambil keputusan. Sementara lainnya mengambil keputusan berdasarkan emosi.

Masalahnya, ketika seseorang yang logis mencoba bicara pada orang yang emosional dengan menekankan nilai-nilai logis, mereka sama seperti bicara dengan bahasa yang berbeda.

"Inilah mengapa dua sisi seringkali sulit berkomunikasi atau menemukan kesamaan," katanya.

Baca juga: 8 Cara Sederhana untuk Dongkrak Kebahagiaan dalam Hidup

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com