Banyak orang berkata, kepercayaan diri adalah kunci. Tapi, kepercayaan diri perlu batasan.
Clements mengatakan, kita semua tidak bisa lebih baik daripada manusia rata-rata.
Terlalu percaya diri saat berinvestasi, kata Clements, membuat orang mengambil risiko yang kemudian mereka sesali.
“Ini mendorong kami untuk berdagang terlalu banyak,” tulis dia.
Menurut dia, memercayai bahwa kita dapat mengalahkan pasar akan mendatangkan risiko besar dalam investasi.
Baca juga: Memahami Pentingnya Rasa Percaya Diri dalam Kehidupan...
Selama masa hidup, kita akan membuat beberapa kesalahan finansial. Itu hal yang normal. Yang terpenting adalah keputusan kita untuk bangkit kembali.
"Alih-alih mengakui dan kemudian memperbaiki kesalahan, kita akan sering membuat alasan agar kesalahan terlihat rasional," tulis Clements.
"Kadang-kadang, gagasan bahwa 'saya baru saja membuat keputusan keuangan yang bodoh' mungkin berbenturan dengan gagasan 'saya pintar dalam menangani uang'," kata Clements.
Alih-alih berpura-pura itu bukan masalah besar, perbaiki masalah dan move on.
Baca juga: Agar Uang Tak Jadi Sumber Pertengkaran dengan Pasangan
Ketika kita mengelola keuangan, menurut Clements, kita mungkin bersikeras meraih manfaat, dan yang ingin kita lakukan hanyalah menghasilkan uang.
"Tetapi sebenarnya, kita sering membuat keputusan karena alasan ekspresif atau emosional."
"Motivasi-motivasi lain ini dapat merusak tujuan kekayaan yang lebih besar,” kata Clements.
Jika kita ingin menjadi kaya, kita perlu menerapkan pandangan objektif untuk keputusan keuangan.
Kita mungkin merasa senang berinvestasi di reksa dana pada instansi yang bertanggung jawab secara sosial.
Atau mungkin, kita tergiur pada perdagangan saham dengan hasil yang instan.