Saat ini Ray mengakui jika lebih banyak menjual sepatu tersebut ke luar negeri. Dari sekitar 18 sepatu, yang terjual untuk pasar luar negeri bisa mencapai 12 per bulan.
Ada pun beberapa negara yang menjadi langganan Renav Goods Company yakni Belanda, Amerika Serikat, Italia, Inggris, Jepang dan Australia.
Konsumen di negara-negara tersebut disebut dianggap rutin membeli boot Renav yang dianggap memiliki konstruksi ciamik, namun dengan harga terjangkau.
Untuk pasar luar negeri, Renav menjual 200 dollar AS. Sementara di dalam negeri, Ray mematok harga Rp 1,5 juta - Rp 2 juta. Ia tak menampik bisa lebih, tergantung pemilihan kulit plus sol.
"Kalau kulit dari Horween dan sol Dr Sole, mungkin bisa lebih dari Rp 2 juta," katanya.
Soal pasar dalam negeri yang kurang, menurut Ray, karena persoalan edukasi soal sepatu secara keseluruhan, yang akhirnya menganggap harga tersebut masih mahal.
Padahal, dibanding label lain, harga Renav masih bisa bersaing.
"Bagi orang luar negeri, (harga) ini sangat murah. Mereka kadang enggak percaya--ini handmade, (konstruksi) goodyear, tapi lu jual segitu, enggak salah lu," kata Ray.
"Nah, mungkin di sini karena edukasi (sepatu) kurang ya. Terus orang lebih suka, kalau (barang) lu udah masuk mal, itu (dianggap) bagus. Padahal enggak juga."
Lebih terjangkau
Ray paham jika selama ini pasar dalam negeri juga besar, namun memilih dengan harga yang terjangkau. Oleh karena itu, Ray membuat lini baru, Renav Leather, bisa diakses di @renavleather.
Lini tersebut digarap bersama teman saat di bangku SMA, Abi Fadlan (26).
Kendati harga terjangkau, Rp 300.000 - Rp 600.000, Ray tak mau asal soal kulit. Ia tetap memakai kulit lokal yang terjamin dan sol lokal nyaman.
Perbedaan lain yakni dari segi konstruksi, di mana sepatu tersebut memakai cementing atau stitchdown.
Selain sepatu, Ray juga melebarkan sayap membuat tas dan gantungan kuci berbahan kulit. Jenis yang dipakai adalah Italian leather.
"Tas ini juga diminati di pasar luar negeri seperti konsumen di Kanada, dan kami sedang mikir untuk penyesuaian harganya," tutup Ray.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.