Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Anak yang Rajin Sarapan Nilai di Rapor-nya Lebih Bagus"

Kompas.com - 21/02/2019, 17:31 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Semua orang sudah memahami bahwa sarapan sangat penting bagi tubuh. Namun, faktanya masih banyak orang tak terbiasa makan sarapan.

Tak sedikit yang tak memiliki kebiasaan sarapan bernutrisi sejak kecil.

Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS, menyampaikan, tujuh dari 10 anak Indonesia kekurangan gizi sarapan.

Kebanyakan anak hanya memenuhi kebutuhan karbohidrat pada waktu sarapan, tapi tidak memenuhi kebutuhan lainnya.

Padahal, sarapan bisa memengaruhi performa akademik anak.

Baca juga: 5 Manfaat Sarapan Rendah Karbohirat

Terkait dengan isu sarapan, penelitian yang dilakukan oleh Dr. dr. I Gusti Lanang Sidiartha Sp. A(K) mengungkap temuan menarik.

Disebutkan, anak-anak yang terbiasa sarapan bernutrisi memiliki nilai akademik empat kali lebih tinggi dibandingkan yang tidak sarapan.

"Apakah Anda mau anaknya cerdas? Kalau mau, wajib memberi sarapan bernutrisi."

Begitu kata Lanang dalam konferensi pers di kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (21/2/2019).

Marketing Director Health Food Jonathan Setiadi, Sales & Marketing Director Mayori Divisi Health Food & Coffee Tony Sumantri, Wasekjen I PB IDI Dr. Fery Rakhman, MKM, Dr. dr. I Gusti Lanang Sidiartha Sp. A(K), dr. Raissa E. Djuanda, M. Gizi, Sp. GK, dan Dr. dr. Taufiq Pasiak, M.Kes, M.Pd seusai konferensi pers di kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (21/2/2019).KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Marketing Director Health Food Jonathan Setiadi, Sales & Marketing Director Mayori Divisi Health Food & Coffee Tony Sumantri, Wasekjen I PB IDI Dr. Fery Rakhman, MKM, Dr. dr. I Gusti Lanang Sidiartha Sp. A(K), dr. Raissa E. Djuanda, M. Gizi, Sp. GK, dan Dr. dr. Taufiq Pasiak, M.Kes, M.Pd seusai konferensi pers di kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (21/2/2019).

Jurnal berjudul "Kebiasaan Sarapan Pagi dan Performa Akademis pada Anak" yang diteliti oleh Lanang melibatkan 178 anak berusia 6-12 tahun, di salah satu desa di Gianyar, Bali.

Lanang kemudian mendata berapa banyak anak yang terbiasa sarapan dan tidak. Ternyata, sekitar 51,7 persen anak memiliki kebiasaan sarapan.

Anak-anak yang memiliki kebiasaan sarapan rupanya juga memiliki nilai rapor dengan rata-rata di atas 7,1.

"Kami ambil nilai semester paling terakhir, lalu kami lihat nilainya dan seluruhnya dirata ratakan nilainya dan dibandingkan," kata Lanang.

Baca juga: Protein Nabati Atau Hewani, Mana yang Lebih Efektif Buat Diet?

Menurut dia, sarapan anak-anak tersebut tergolong bernutrisi.

Untuk karbohidrat, biasanya mereka mengonsumsi nasi, namun ada pula yang menyantap   mie.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com