Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum
Dokter

Dokter, ahli nutrisi, magister filsafat, dan penulis buku.

Ketika Manusia Tak Bisa Melihat Versi Terbaik dari Dirinya

Kompas.com - 27/04/2019, 08:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Lebih gawat lagi jika status ditentukan oleh besaran gaji, bukan hanya kuasa. Sama menyedihkannya jika perempuan dianggap punya emansipasi jika bisa melenggok petantang petenteng dengan sepatu berhak tinggi di kantor, sementara anak-anaknya tak terurus di rumah.

Bahkan gajinya habis hanya untuk bayar pengasuh dan ongkos dokter anak-anaknya yang berulang kali jatuh sakit.

Semua berasal dari rasa tidak berharga, tidak cukup, tidak puas. Tidak mampu menjadi ‘the best version of you’.

Sangat amat salah jika para ahli keuangan mengambil tolak ukur Sri Mulyani misalnya, sebagai parameter keberhasilan mengelola utang dan anggaran keuangan.

Sri Mulyani bisa jadi yang terbaik di level kementerian keuangan, tapi ibu Anda mungkin yang terbaik di tata kelola keuangan rumah tangga – yang bisa menyelesaikan kredit rumah lebih cepat sekaligus semua anak-anaknya jadi sarjana.

Begitu pula sagu adalah karbohidrat yang terbaik untuk teman makan ikan kuah asam, walaupun orang Jawa Barat bilang, nasi lebih kabita untuk ayam lengkuas atau pepes oncom mereka.

Semoga tulisan ini membuat kita semua bahagia dengan apa pun yang kita kerjakan, bahkan menjadi mahir dan pakar dengan ‘our own onion’ – yang tidak dimiliki orang lain.

Itulah yang membuat kita dihargai lebih. Tidak perlu harus tergiur dengan kursi empuk di DPR atau menikmati kedudukan menteri dengan pelat mobil berawal “RI”.

Tidak perlu juga semua anak bercita-cita jadi presiden, karena presiden justru tergantung pada para petani yang mampu menjaga ketahanan pangan nasional, presiden juga butuh para tenaga kesehatan yang menjaga agar Indonesia tidak lagi masuk “tiga besar” penderita TBC terbanyak, presiden juga butuh para relawan yang merawat laut kita dari tumpahnya sampah.

Itu semua akan terwujud, hanya selama kita semua mampu menjadi yang terbaik dari diri kita sendiri.

Baca juga: Hoax Kesehatan Itu Hasil Berbagi dari yang Tidak Sehat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com