Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menarik, Orang-orang Tertua di Dunia Mungkin Sebenarnya Tak Setua Itu

Kompas.com - 19/08/2019, 09:50 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Penemuan di AS bisa menjadi contoh bagaimana pendataan yang akurat dapat mengurangi jumlah supercentenarian di dalam satu populasi.

Italia yang telah menyimpan catatan vital selama ratusan tahun pun tak bisa menjadi bukti bahwa Sardinia langsung pantas mendapat sebutan zona biru tadi.

Sebab, para peneliti mengidentifikasi petunjuk bahwa ada sumber lain dari data dalam komunitas ini, yang kemungkinan tidak benar dari komunitas yang dianggap sudah sangat tua ini.

Baca juga: Perkenalkan… Pasangan Nenek Kembar Identik Tertua di Dunia

Salah satunya, para peneliti menemukan, mereka yang hidup di zona biru ada dalam pola yang mencurigakan -tidak ada dari mereka yang memiliki karakteristik lazim dari populasi yang menua dengan sehat.

Di wilayah ini, semakin banyak supercentenarian, namun ternuata harapan hidup pun rendah.

Ditemukan layanan perawatan kesehatan yang tak berkualitas baik, dan tidak ada populasi besar berusia 80 tahun dengan kualitas hidup yang tinggi.

Juga, tingkat melek huruf yang rendah, tingkat kejahatan yang tinggi, dan hasil uji kesehatan yang buruk.

Faktor-faktor tersebut dapat menunjukkan bahwa ada sesuatu yang mencurigakan terjadi pada data.

Baca juga: Supaya Bisa Baca Alkitab, Nenek 90 Tahun Jadi Siswi Tertua di Dunia

Para peneliti berpendapat, kesalahan pelaporan mungkin bisa menjadi pangkalnya.

Namun, kemungkinan penipuan dalam urusan pensiun, atau mengklaim identitas orang lain untuk menerima pensiun, bukan tak mungkin terjadi.

Mugkin ini adalah klaim yang kontroversial - tetapi ini bukan pertama kalinya zona biru dipertanyakan.

Pada tahun 2010, sebuah investigasi terhadap catatan-catatan Jepang menemukan bahwa 238.000 orang yang berusia lebih dari 100 tahun benar-benar hilang atau mati.

BBC melaporkan hanya menyisakan 40.399 dengan alamat yang jelas.

Pada saat itu, para pejabat melaporkan bahwa banyak orang yang seharusnya berusia seratus tahun benar-benar meninggal, atau meninggalkan negara itu setelah Perang Dunia II.

Penyelidikan lain awal tahun ini memberikan bukti bahwa Jeanne Calment, yang pada usia 122 tahun adalah wanita tertua yang usianya terdokumentasi dengan baik.

Lalu ada kecurigaan, sebenarnya dia adalah putrinya yang berusia 99 tahun, yang mengklaim identitas Clament untuk pensiun.

Penipuan ataupun keberadaan data yang keliru mungkin tampak tidak mungkin dalam kasus Calment, mengingat baiknya dokumentasi nagara. Namun, investigasi atas tuduhan penipuan pun tidak dikonfirmasi.

Baca juga: Mengenal Hara Hachi Bu, Cara Orang Okinawa Menahan Nafsu Makan

Logika

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com