Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wayang Golek, Bisnis "Sekarat" di Tengah Gempuran Zaman

Kompas.com - 29/08/2019, 15:17 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sepeninggal sang ayah, ia melanjutkan bisnis tersebut. Namun zaman sudah berangsur berubah.

Meski banyak sanggar, pertunjukan wayang golek semakin susah dicari, karena peminat berkurang. Hal itu berpengaruh terhadap bisnisnya.

Kini, Tatang mengaku bingung, apakah nanti ada keturunannya yang akan melanjutkan bisnis wayang ini?

Anak-anaknya memang kerap membantu membuat wayang, namun tidak keseluruhan.

"Paling hanya ngecat. Kalau mengukirnya belum. Selama saya kuat, saya akan jalankan terus bisnis ini," ungkap dia.

Baca juga: Pentas Wayang Orang Sriwedari, Pernah Hanya Ditonton Kursi

Persoalan regenerasi kerap dibahas pula oleh tamu-tamu asingnya. Mereka berharap, ada penerus Ruhiyat Gallery tersebut.

Yang pasti, saat ini Tatang mengaku ingin menghabiskan masa tuanya dengan baik di tengah hiruk pikuk Bandung, dan kemacetan yang makin menggila.

"Bandung sudah heurin ku tangtung (sesak). (Makanya) saya jarang ke luar rumah. Buat wayang saja," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com