Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/10/2019, 09:09 WIB
Reni Susanti,
Wisnubrata

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Kecintaan pada batik membuat pemilik WDrupadi, Wisni Indarto, mengoleksi berbagai jenis dan motif batik.

Di antara koleksinya, cukup banyak batik berusia tua dan langka. Seperti batik buatan tahun 1838 yang ia peroleh dari pengepul kain.

“Waktu itu pengepul jual ke saya. Kalau dari kolektor harganya bisa sampai Rp 50 jutaan. Tapi karena pengepulnya kurang paham dan rezeki saya, saya dapat Rp 800.000,” ujar Wisni saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/10/2019).

Wisni mengatakan, saat ini batik tuanya cukup banyak. Untuk merawatnya ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Ini yang harus diperhatikan:

1. Cara mencuci

Jangan mencuci batik atau kain kesayangan dengan mesin cuci. Sebaiknya cucilah kain dengan tangan secara lembut. Lebih baik bila tidak menguceknya dengan keras, cukup dicelup-celup saja.

2. Pemilihan detergen

Wisni mengatakan, lerak adalah detergen alami yang paling pas untuk mencuci batik. Lerak berasal dari buah lerak yang tidak mengandung bahan kimia yang dapat merusak kain dan corak batik.

Lerak juga berfungsi sebagai insektisida yang dapat mengusir serangga perusak kain sehingga menjaga kain tetap aman saat disimpan di lemari.

Namun bagi yang kesulitan mendapatkan lerak, gunakanlah sampo. Wisni menjelaskan, sampo lebih aman ketimbang mencuci menggunakan sabun.

3. Setrika

Saat menyetrika, jangan gunakan suhu yang terlalu panas. Gunakan suhu rendah agar tidak merusak kain. Selain itu, jangan gunakan pelicin saat menyetrika.

4. Penyimpanan

Simpanlah kain batik kesayangan di lemari dengan cara dilipat, bukan digantung. Wisni menilai, dilipat lebih aman dibanding digantung untuk menghindari bekas jepitan pada kain.

“Sayang saja, kalau digantung biasanya ada bekas jepitan pada kainnya,” ucapnya.

5. Angin-angin

Hal penting yang harus diingat, keluarkan kain batik yang tidak dikenakan, seminggu atau dua minggu sekali dari lemari. Kemudian angin-angin.

“Tapi jangan diangin-angin di bawah terik matahari,” ucapnya.

Selain itu, jangan simpan batik di dalam plastik. Hal itu untuk menghindari kain menjadi lembab dan berujung pada jamur.

Baca juga: Kisah Wisni 7 Tahun Pakai Kutu Baru dan Batik, Dibully hingga Difollow

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com