Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Tips Perbaiki Hubungan Setelah Selingkuh, Mau Tahu?

Kompas.com, Diperbarui 09/11/2022, 15:40 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masalah ketidaksetiaan atau perselingkuhan mungkin menjadi salah satu permasalahan paling umum yang terjadi dalam sebuah hubungan.

Pulih dari masalah perselingkuhan bukanlah hal yang mudah. Terapis pernikahan dan keluarga, Amanda D. Mahoney mengungkapkan penjelasannya.

Pasien-pasiennya yang berhasil melalui masa-masa sulit pascaperselingkuhan pada umumnya memiliki satu kesamaan.

"Ada kemauan untuk memproses gejala-gejala potensial yang mungkin berkontribusi terhadap perselingkuhan, dibandingkan dengan hanya fokus pada perselingkuhan itu sendiri," kata Mahoney.

Baca juga: Rumah Tangga Krisdayanti dan Raul Lemos Diterpa Isu Selingkuh, Begini Faktanya

Memperbaiki hubungan mungkin tidak mudah. Namun kamu bisa saja menjadi individu yang lebih kuat daripada sebelumnya, jika kamu menghadapinya dengan benar.

"Katalis penting untuk tumbuh dalam satu hubungan adalah ketika kamu dan pasangan bersama-sama dan berusaha mempertahankan hubungan tersebut."

Demikian ujar pakar hubungan dan pembawa acara Evine After Dark, Jen Elmquist.

Jika kamu pernah diselingkuhi oleh pasangan, atau kamu menjadi pihak yang pernah berselingkuh, lalu ingin memperbaiki hubungan dengan pasangan, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan.

Langkah ini penting agar kamu bisa 'move on' dan memperbaiki hubungan yang mungkin pernah retak.

Baca juga: Boy William Bertanya ke Raffi Ahmad: Jujur, Lu Pernah Selingkuh?

1. Pastikan ada penyesalan

Elmquist mengatakan, harus ada penyesalan yang kuat dari pihak yang pernah berselingkuh. Sikap itu perlu ditunjukkan kepada pasangan.

Jangan sampai pihak yang berselingkuh justru menunjukkan sikap tak peduli.

"Jika pasanganmu berselingkuh darimu dan kamu tidak merasakan perasaan menyesal darinya, maka itu menjadi poin awal untuk menentukan, apakah hubunganmu bisa kembali seperti sedia kala atau tidak," kata dia.

2. Jujur tentang apa yang terjadi

Tahapan ini adalah yang paling sulit, dan menentukan apakah kamu dan pasangan masih bisa bersama atau tidak.

Menurut Mahoney, setiap orang bisa saja membuat pilihan yang salah dalam hidupnya.

Namun, yang menjadi pertanyaan dalah apakah pilihan yang salah tersebut, dan gejala-gejala lainnya akan memengaruhi hubunganmu di masa depan?

Jawabannya sangat bergantung dari faktor di balik perselingkuhan yang dilakukan.

Seperti kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi dalam hubungan, komunikasi yang buruk, buruknya keterkaitan emosional, hingga peran gender kuno.

Semua alasan itu bisa menjadi dorongan terjadinya perselingkuhan.

Baca juga: Pernah Selingkuh, Jessica Iskandar: Aku Kapok

Menurut Elmquist, perselingkuhan sangatlah kompleks.

Ada kedalaman dan kompleksitas mengapa orang-orang berselingkuh dan bagaimana pihak yang mengalami bisa memulihkan kembali hubungan satu sama lain.

"Mengapa perselingkuhan terjadi? Apa hal dalam hubungan kita yang membuka pintu perselingkuhan terjadi? Mencari tahu semua penyebab itu sangatlah penting," kata dia.

Namun, jika pihak yang berselingkuh terlihat tidak mau terbuka tentang perselingkuhan tersebut atau bahkan menyalahkan, memulihkan hubungan mungkin tidak bisa dilakukan.

"Alasannya bisa terlalu disederhanakan. Seperti, 'karena aku laki-laki' atau 'ini tak sengaja terjadi'," kata pelatih dan penulis pernikahan, Lesli Doares.

Cara membangun kembali kepercayaan adalah dengan menyelesaikan masalah yang terjadi, sehingga hal yang sama tidak terjadi di masa depan.

3. Hilangkan godaan kembali berselingkuh

Jika perselingkuhan benar-benar sudah berakhir, ambillah langkah untuk memutus kontak dengan pasangan selingkuh tersebut demi melancarkan proses pemulihan.

"Hapus kontaknya, blokir nomornya, dan hapus media sosialnya menjadi langkah yang penting."

Begitu kata praktisi terapi pernikahan dan hubungan berlisensi dari Tennessee, Dr. Brandon Santan.

Baca juga: INFOGRAFIK: Apa Alasan Orang Selingkuh?

4. "Move on" dengan kejujuran dan kepedulian

Diselingkuhi akan memberikan efek merusak, namun satu faktor yang perlu dipertimbangkan adalah kurangnya kejujuran.

"Kebohongan adalah bagian besar dari pengkhianatan," kata Doares.

Doares menyarankan pihak yang berselingkuh untuk jujur sepenuhnya tentang detil perselingkuhan yang dilakukan untuk bisa mempermudah proses pemulihan hubungan.

"Pihak yang berselingkuh harus transparan dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan padanya," ucap dia.

Tingkat transparansi tersebut harus terus dilanjutkan, demi mendapatkan kembali kepercayaan yang telah hilang. Sebab ini adalah kunci proses pemulihan.

Selesaikanlah semua hal yang membuat pasanganmu tidak nyaman.

Pihak yang berselingkuh juga bisa memberikan akses pada semua media sosialnya dan mengatakan dengan siapa dia pergi setiap sedang tidak bersama pasangan.

Mungkin terdengar merepotkan dalam jangka pendek, namun hal ini penting untuk membangun kembali kepercayaan.

Baca juga: Bagaimana Kurang Tidur Merusak Hubungan Asmara?

5. Selektif  

Mungkin naluri pihak yang diselingkuhi ingin memberitahu perilaku buruk pasangannya ke publik, misalnya lewat media sosial.

Namun, Travis McNulty, LHMC (konselor kesehatan mental berlisensi) mengatakan hal itu wajar dirasakan oleh pihak yang dikhianati.

Namun, akan lebih baik jika memilih untuk bicara pada pihak tertentu tentang apa yang dihadapi, misalnya kepada terapis.

Selektiflah memilih orang-orang sekitar untuk teman curhat, sebab langkah itu bisa jadi malah merugikan.

"Semakin banyak orang yang tahu, semakin banyak pula orang yang memberi opini mereka dan berusaha melindungimu agar tidak terluka," kata McNulty.

Bagi terapis, kondisi tersebut justru merupakan mimpi buruk karena akan membuat pihak yang dikhianati semakin sulit untuk move on. Apalagi, jika kedua belah pihak sepakat untuk memperbaiki hubungan.

"Orang yang diselingkuhi bisa saja memaafkan, namun orang-orang dekat dan keluarga mereka justru mungkin masih sulit memaafkan dan menyimpan dendam."

"Hal ini menambah tekanan pada hubungan yang ingin diperbaiki," kata dia.

Baca juga: Pura-Pura Move On Bantu Cepat Lupakan Mantan, Apa Sebabnya?

6. Jasa terapis hubungan

Setelah perselingkuhan terjadi, kita mungkin tidak tahu langkah apa yang harus dilakukan untuk memulai proses pemulihan hubungan.

Jika kamu merasa percakapan bersama pasangan seperti berjalan di tempat, pertimbangkan lah untuk memakai jasa terapis untuk membantu prosesnya.

Terapis bisa berperan sebagai pihak netral yang membantu mengidentifikasi kebutuhan apa yang tidak sama antara dua individu dalam berhubungan.

"Dalam tahapan investigatif tersebut, pasangan seringkali mengungkapkan kesepahaman mereka, menumbuhkan kembali kasih sayang mereka, memecah kebuntuan dalam menyelesaikan masalah, dan move on," kata Mahoney.

Para terapis biasa menyarankan agar mereka mengubur permasalahan tersebut dan membuka lembaran baru.

Dalam menjalani hubungan baru tersebut, setiap individu harus belajar untuk peduli dan menyayangi satu sama lain.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau