Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Halusinasi dan Delusi, Gejala Gangguan Mental Psikosis

Kompas.com - 02/01/2020, 20:16 WIB
Nabilla Tashandra,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Healthline

Penyebab psikosis

Setiap kasus psikosis berbeda dan penyebab pastinya selalu jelas. Ada beberapa penyakit tertentu yang menyebabkan psikosis, namun ada juga pemicu seperti penggunaan narkoba, kurang tidur, dan faktor lingkungan lainnya.

Selain itu, situasi-situasi tertentu juga dapat mengarah pada tipe-tipe tertentu dari psikosis yang kemudian berkembang.

Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan psikosis meliputi penyakit otak seperti penyakit Parkinson dan beberapa gangguan kromosom tumor atau kista otak, beberapa jenis demensia seperti alzheimer, HIV, sifilis, beberapa tipe epilepsi, stroke, dan infeksi lain yang menyerang otak.

Penelitian juga telah menunjukkan bahwa genetika dapat berperan dalam perkembangan penyakit psikosis.

Orang lebih cenderung mengembangkan gangguan psikotik, jika mereka memiliki anggota keluarga dekat, seperti orangtua atau saudara kandung, yang memiliki gangguan psikotik.

Anak-anak yang lahir dengan mutasi genetik yang dikenal sebagai sindrom penghapusan 22q11.2 berisiko mengembangkan kelainan psikotik, terutama skizofrenia.

Baca juga: Hati-hati, Tawa Tak Terkontrol Seperti Joker Tanda Masalah Mental

Gejala psikosis

Gejala psikosis meliputi:

- Kesulitan berkonsentrasi.

- Suasana hati tertekan.

- Tidur terlalu banyak atau tidak cukup.

- Merasakan kegelisahan dan kecurigaan.

- Penarikan diri dari keluarga dan teman.

- Untuk delusi halusinasi mengalami ucapan tidak teratur, seperti mengalihkan topik secara tidak menentu, dan

- Depresi pikiran atau tindakan bunuh diri.

Banyak gejala psikosis yang dialami oleh orang dewasa bukanlah gejala psikosis pada orang muda.

Misalnya, anak kecil sering memiliki teman khayalan dengan siapa mereka berbicara. Ini hanya merupakan permainan imajinatif, yang sepenuhnya normal untuk anak-anak.

Tetapi jika seseorang khawatir tentang psikosis pada anak atau remaja, cobalah menjelaskan perilakunya kepada dokter.

Jika merasakan gejala-gejala di atas, jangan ragu memeriksakan diri ke dokter. Atau jika orang sekitarmu yang mengalaminya, konsultasikanlah dengan dokter.

Perawatan penderita psikosis mungkin melibatkan kombinasi pengobatan dan terapi. Kebanyakan orang akan mengalami perbaikan gejala dengan beberapa perawatan.

Baca juga: Dampak Buruk Berita Hoax pada Kesehatan Mental, Ini Penjelasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com