Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Para Ahli Menentang Blue Monday Jadi Hari Paling Menyedihkan...

Kompas.com - 18/01/2020, 19:37 WIB
Gading Perkasa,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Namun, semuanya sudah terlambat sekarang, dan 14 tahun waktu berjalan, Blue Monday menjadi hari kesadaran yang tak bergerak di kalender Inggris.

Seluruh gagasan Blue Monday, yang menunjukkan ada satu hari ketika depresi entah bagaimana "menyerang" lebih dari biasanya, memberi informasi yang salah tentang penyakit mental, kata Buckley.

Faktanya adalah orang-orang hidup dengan depresi sepanjang tahun. "Ini adalah penyakit serius yang merupakan faktor penyebab bunuh diri --pembunuh terbesar kedua pada orang berusia di bawah 29 tahun secara global," tuturnya.

Lalu mengapa Blue Monday tampaknya menjadi hari yang begitu populer? "Seperti halnya mitos yang baik dan berdasarkan pada sedikit kebenaran," Peters mengatakan.

Baca juga: Rutin Berolahraga Efektif Membantu Mengobati Depresi

"Suasana hati dan kesejahteraan kita dipengaruhi oleh lingkungan kita, dan bulan musim dingin yang gelap dapat membuat beberapa orang mengalami suasana hati yang buruk."

Namun, ada hal-hal positif tak terduga yang keluar karena Blue Monday. Sebagai contoh, beberapa orang sekarang menggunakan Blue Monday sebagai kesempatan untuk mengumpulkan dana, dan kesadaran akan kesehatan mental.

Itu satu-satunya tren terkait dengan Blue Monday yang Buckley harapkan akan terus berlanjut.

Orang Samaria menjalankan Brew Monday sebagai cara untuk mengubah hari itu menjadi sesuatu yang positif.

Teman, keluarga, dan rekan kerja disarankan mengobrol dan menikmati minuman bersama, agar tak merasa kesepian. Ini juga menjadi momen mengumpulkan dana untuk amal.

"Stigma di sekitar kesehatan mental menurun, sebagian berkat gerakan seperti Time to Change," kata Buckley.

"Jadi tidak mengherankan banyak orang menggunakan Blue Monday sebagai kesempatan untuk melakukan aktivitas yang baik --dari berbicara dengan teman-teman tentang kesehatan mental mereka hingga mengumpulkan uang dari pekerjaan mereka."

Baca juga: Depresi dan Bunuh Diri di Indonesia Diprediksi Meningkat, Mengapa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com