Dalam unggahan tersebut, terlihat Inem membagikan bungkusan sembako beserta masker kepada pekerja jalanan tanpa mengabaikan social distancing.
Ia memberikan bingkisan tersebut dari dalam mobil dan meminta pekerja yang bersangkutan untuk mendekati mobilnya.
Namun, Inem mengaku harus turun dari mobil saat ia dan tim menemukan pedagang asongan dengan keterbatasan penglihatan..
"Ada satu kondisi yang mengharuskan saya keluar dari mobil, karena memang pedagang asongan tersebut buta, jadi kita tidak bisa meminta dia mendekati mobil," terang Dyah.
Melalui kegiatan ini, kata Dyah, ia ingin berbagi manfaat dengan sesama.
Dengan latar belakang di dunia seni, Dyah menjelma menjadi Inem yang memerankan orang gila dan menari.
"Dengan tarian edan-edanan, saya bisa berbagi keceriaan, dan wajah saya yang dicoret-coret itu memiliki filosofi tolak bala," ujar Dyah.
Selain itu, pada hari-hari biasa, menjadi Inem merupakan kegiatan sampingan ketika Dyah tidak sedang bekerja atau merasa bosan di rumah.
Tidak hanya sekadar berbagi, kegiatan positif yang dilakukan Inem yakni memungut sampah, mendengarkan curhat warga, dan berbagai kegiatan lainnya.
Harapannya, peran Inem Jogja ini menjadi tolak bala bagi masyarakat Jogja dan menjauhkan mereka dari hal-hal negatif.
Ia pun bahagia karena apa yang dilakukannya menginspirasi orang lain untuk melakukan aksi yang sama.
"Banyak yang nge-tag saya dan mereka lapor kalau melakukan kegiatan yang sama dengan saya, sampai-sampai mereka membagikan 500 hand sanitizer karena terinspirasi dari Mbak Inem," ujar Dyah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.