KOMPAS.com - Banyak orang dari berbagai belahan dunia membagikan kesaksian tentang gejala virus corona yang mereka alami.
Laporan anekdotal ini menunjukkan, gejalanya bervariasi dari orang ke orang. Tetapi, satu pengalaman yang relatif umum adalah rasa sakit di minggu kedua.
Di waktu inilah, pasien merasa seperti sedang dalam proses penyembuhan. Tetapi kemudian, gejala virus tersebut meningkat, dan menjadi lebih buruk dari sebelumnya.
Tentang kondisi ini, para ahli kesehatan belum menemukan jawaban mengapa hanya sebagian dari populasi yang mengalami rasa sakit pada minggu kedua.
Baca juga: Kisah Pasien Corona, Rayakan 50 Tahun Pernikahan di Ruang Perawatan
Biasanya kondisi tersebut dibarengi dengan demam tinggi, sesak napas, dan kelelahan yang ekstrem.
Empat pasien virus corona dan dua dokter memberi penjelasan detail mengenai seberapa parah kondisi tubuh akibat virus tersebut di minggu kedua.
1. Aria Bendix
Aria Bendix adalah jurnalis sains berusia 27 tahun. Ia menderita sakit tulang rusuk yang luar biasa ketika memasuki minggu kedua gejala virus corona.
Dalam sebuah esai yang ia tulis untuk Business Insider, Bendix mengatakan gejala ringan virus corona berubah menjadi gejala yang lebih serius hingga dia merasa kian sakit.
Bendix menyebut, awalnya ia hanya merasakan sakit di tubuh, namun 24 jam kemudian dia juga merasa kedinginan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.