Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, Diperbarui 17/01/2023, 07:29 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Bagi para pencinta K-Pop, istilah diet IU sudah tidak asing lagi. Bahkan, diet yang dipopulerkan oleh aktris dan penyanyi Lee Ji Eun alias IU ini disebut-sebut sebagai salah satu metode diet paling nge-tren pada 2019 lalu.

Diet ala IU bisa dikatakan ekstrem dalam segala hal, mulai dari menu, efeknya bagi tubuh, hingga penurunan berat badan yang dihasilkannya. Jika kamu tertarik menjalani diet IU ini, ada baiknya membaca penjelasan berikut ini terlebih dahulu.

Apa itu diet IU?

Diet IU adalah pola makan yang dilakukan oleh artis K-Pop tersebut dengan menu yang terbilang nyeleneh.

Betapa tidak, dalam sehari, IU hanya boleh sarapan dengan satu butir apel, makan siang dengan dua butir ubi, dan makan malam dengan menenggak segelas susu protein.

Diet ini dilakukan minimal 3 hari, tetapi IU menjalaninya hingga satu minggu. Hasilnya, pemeran utama dalam film seri Hotel Del Luna itu dapat menurunkan berat badan hingga 5 kg hanya dalam tempo satu minggu tersebut.

Penurunan berat badan yang sangat drastis tersebut sebetulnya bukanlah keajaiban. Pasalnya, total kalori yang masuk ke tubuh IU dalam sehari hanyalah sekitar 500 kalori, sedangkan wanita dewasa pada umumnya membutuhkan 1.500-3.000 kalori dalam sehari.

Ahli gizi menyatakan, diet ala IU ini sebetulnya sah-sah saja dilakukan selama hanya dalam jangka waktu pendek.

Namun, bila dilakukan secara terus-menerus, diet dengan defisit kalori yang terlalu jauh justru akan membahayakan tubuh.

IU sendiri memang mengakui hanya melakukan diet ini untuk keperluan syuting atau konser saja, itu pun dilakukannya dengan menahan berbagai rasa tidak nyaman pada tubuhnya.

Jadi, jika kamu ingin menirunya, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menjalani diet ala IU ini.

Baca juga: 9 Jenis Diet Populer Beserta Kelebihan dan Kekurangannya

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Bahaya yang mengintai pengikut diet IU

Seperti diutarakan di atas, diet IU adalah salah satu diet ekstrem yang sebaiknya hanya dilakukan setelah berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter yang kompeten.

Pasalnya, diet ini terutama akan membuat tubuh kekurangan karbohidrat dan protein sebagai sumber energi.

Mengurangi asupan makanan yang mengandung karbohidrat memang banyak direkomendasikan saat ingin menurunkan berat badan.

Namun, perubahan yang sangat drastis dalam pola makan akan mengubah metabolisme karena karbohidrat adalah salah satu sumber energi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Dalam jangka pendek, kekurangan karbohidrat akan menunjukkan beberapa gejala, seperti:

  • Pusing
  • Mual
  • Konstipasi
  • Dehidrasi
  • Letargi (sering merasa lemas, lesu, dan tidak bertenaga)
  • Kehilangan selera makan
  • Napas bau.

Jika kamu melakukan diet IU dalam jangka panjang, kekurangan karbohidrat pada tubuh dapat membawa efek yang lebih parah.

Berat badan akan mengalami efek yoyo (naik-turun secara drastis dan terus-menerus), masalah pencernaan, hingga kolesterol tinggi, penyakit ginjal, dan osteoporosis.

Baca juga: 9 Alasan untuk Tidak Melakukan Diet Yoyo

Hal lain yang patut diwaspadai dalam diet ala IU adalah kurangnya asupan protein di dalamnya. Dalam menu tersebut, satu-satunya sumber protein hanyalah susu protein.

Padahal ada banyak sumber protein lain yang bisa didapatkan dari alam, baik protein hewani maupun nabati yang berguna untuk tubuh.

Ahli gizi pun menyarankan konsumsi protein pada setiap porsi makanan kita, bukan hanya saat malam hari seperti yang dilakukan dalam diet IU.

Protein adalah pondasi penting dalam pembentukkan otot, kulit, enzim, dan hormon di dalam tubuh. Ketika pola makan salah sehingga kita kekurangan protein, berbagai masalah kesehatan bisa muncul, seperti:

  • Edema alias pembengkakan pada bagian tubuh tertentu, misalnya pada perut
  • Timbunan lemak pada hati
  • Pengurangan massa otot
  • Merusak kepadatan tulang sehingga rentan mengalami retak atau patah tulang.

Ketika tubuh kekurangan protein, ia akan memerlihatkan tanda-tanda, seperti nafsu makan meningkat. Bila kamu sedang menjalani diet IU dan ingin terus mengonsumsi makanan yang gurih, itu bisa jadi salah satu ciri bahwa tubuh sedang kekurangan protein.

Apabila kamu punya masalah dengan berat badan, tidak ada salahnya jika berkunjung ke dokter atau ahli gizi.

Mereka akan memberikan rekomendasi makanan yang cocok untuk diet sehingga tidak hanya mendapat bentuk tubuh idaman, namun juga mendapatkan kesehatan dan metabolisme tubuh yang optimal.

Baca juga: Bagaimana Menentukan Diet yang Tepat?

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau