Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Cara Mengatasi Tulang Ikan Yang Tersangkut di Tenggorokan

Kompas.com, Diperbarui 17/01/2023, 17:02 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Ikan merupakan salah satu lauk favorit bagi sebagian besar orang.

Selain enak disantap dan mudah diolah menjadi berbagai macam hidangan, ikan juga menjadi sumber protein yang sangat baik bagi tubuh.

Akan tetapi, berhati-hatilah saat sedang menyantap ikan. Salah-salah, tulang ikan dapat tersangkut di tenggorokan.

Tentu hal ini sangat mengganggu dan menjengkelkan.

Lantas, bagaimana cara menghilangkan tulang ikan di tenggorokan?

Tulang ikan umumnya berukuran kecil dan tajam. Ketika seseorang tak sengaja menelannya, ia akan melewati saluran pencernaan tanpa masalah.

Namun, pada beberapa orang, duri ikan justru tersangkut di tenggorokan.

Selain merasa tidak nyaman, ada beberapa tanda atau gejala yang mungkin muncul saat tulang ikan tersangkut di tenggorokan, di antaranya:

  • Batuk
  • Sakit saat menelan
  • Kesulitan menelan
  • Air liur berdarah
  • Sensasi rasa menggelitik di tenggorokan
  • Sensasi rasa tajam yang menancap di tenggorokan

Baca juga: 10 Manfaat Makan Ikan yang Menyehatkan bagi Tubuh

Cara menghilangkan duri di tenggorokan

Berikut adalah cara menghilangkan tulang ikan yang tersangkut di tenggorokan:

1. Batuk yang kencang

Cara menghilangkan tulang ikan yang tersangkut di tenggorokan yang utama adalah batuk. Pada beberapa kasus, batuk yang kencang dapat membantu mengeluarkan duri ikan yang tersangkut di dalam tenggorokan.

2. Minum air garam

Jika dengan batuk duri ikan tak kunjung hilang, kamu dapat minum segelas air hangat yang telah ditambahkan sejumput garam.

Apabila tulang ikan yang tertelan cukup kecil, duri akan luruh terbawa air garam sehingga langsung masuk ke saluran pencernaan.

3. Menelan minyak zaitun

Minyak zaitun adalah salah satu pelumas alami yang bisa digunakan sebagai cara menghilangkan tulang ikan yang nyangkut di tenggorokan.

Cobalah untuk menelan 1-2 sendok makan minyak zaitun secara langsung, atau mencampurkannya terlebih dulu dengan air hangat.

4. Menelan marshmallow

Kamu dapat menelan marshmallow sebagai cara mengatasi tulang ikan yang tersangkut di tenggorokan.

Caranya, isi mulut dengan beberapa buah marshmallow. Kemudian, kunyah marshmallow, tetapi jangan sampai halus atau biarkan sedikit kasar, lalu telan.

Tekstur marshmallow yang tebal dan kenyal akan berubah menjadi lengket apabila terkena air liur.

Hal inilah yang memungkinkan tulang ikan menempel pada marshmallow sehingga akan luruh menuju saluran pencernaan.

5. Makan buah pisang

Selain marshmallow, Akamu bisa makan beberapa potongan buah pisang dan mengulumnya di dalam mulut. Setelah cukup lembap akibat tercampur dengan air liur, telan pisang tersebut secara perlahan.

Hal yang sama juga bisa dilakukan dengan menggunakan nasi. Kunyahlah sekepal nasi, lalu telan secara bersamaan. 

6. Menelan roti dan air

Menelan roti yang telah dicelupkan ke dalam air juga menjadi cara menghilangkan tulang ikan yang tersangkut di tenggorokan. Metode ini memungkinkan duri ikan menempel pada roti sehingga akan mendorongnya masuk ke dalam saluran pencernaan.

Baca juga: 8 Cara Mengusir Tulang Ikan yang Tersangkut di Tenggorokan

Kapan harus ke dokter?

Jika berbagai upaya untuk mengatasi duri ikan yang tersangkut di tenggorokan tidak berhasil, sebaiknya segera cari pertolongan medis.

Pasalnya, tulang ikan yang menempel terus di kerongkongan dapat menyebabkan sejumlah risiko komplikasi, seperti merobek kerongkongan. Pada beberapa kasus, hal tersebut juga dapat mengancam nyawa.

Apabila mengalami beberapa tanda atau gejala seperti di bawah ini, segera konsultasikan dengan dokter:

  • Demam
  • Tidak dapat menelan makanan atau minuman
  • Terjadi memar atau pembengkakan
  • Air liur muncul berlebihan
  • Nyeri di dada atau perut

Selanjutnya, dokter biasanya akan melakukan beberapa prosedur pemeriksaan sebagai berikut:

  • Melakukan foto rontgen dan menyuruh pasien menelan cairan berbasis barium.
  • Prosedur lain yang mungkin dilakukan adalah laringoskopi untuk melihat bagian belakang tenggorokan.
  • Pada kasus yang lebih parah, dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan CT scan dan endoskopi guna melihat tingkat kerusakan tenggorokan atau saluran pencernaan akibat menelan tulang ikan.

Ketika lokasi duri ikan sudah diketahui, dokter akan menggunakan pinset atau forsep untuk menghilangkan tulang ikan. Jika forsep tidak berhasil mengambil duri ikan, maka dokter mungkin beralih melakukan prosedur endoskopi untuk mengangkat tulang ikan.

Pada kasus yang jarang terjadi, tindakan pembedahan mungkin dapat dilakukan. Setelah tulang ikan berhasil diambil, dokter mungkin akan meresepkan beberapa jenis obat-obatan.

Kendati demikian, pemberian obat-obatan tergantung pada tingkat keparahan tulang ikan yang tersangkut di tenggorokan.

Baca juga: Cara Mengolah Ikan Tanpa Harus Membuang Nutrisinya

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau