Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/06/2020, 10:22 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

Robot tak memiliki nafsu dan perasaan

Berbeda dengan pasangan yang memiliki nafsu dan perasaan antara kedua belah pihak, robot tidak memilikinya. Dikhawatirkan, hal ini justru membuat keintiman mustahil terwujud karena tidak ada perasaan yang saling membalas.

Berpotensi sebabkan kecanduan

Dari penelitian Cox-George dan Bewley, disebutkan bahwa ada potensi robot seks menyembuhkan pedofil atau mantan pelaku kekerasan seksual.

Sayangnya, konsep ini juga masih kabur. Penampakan robot yang tanpa cela berisiko menyebabkan pemiliknya kecanduan dengan konsep semacam itu.

Menggeser persepsi normal

Selain potensi menyebabkan kecanduan, memiliki robot seks juga bisa menggeser persepsi yang semula dianggap normal dan atraktif dari pasangan.

Tubuh robot seks dibuat sedemikian rupa hingga bisa menyebabkan distorsi ketika dibandingkan dengan manusia normal.

Terlalu cepat dilibatkan di dunia medis

Dari beberapa riset komprehensif itu, ditarik kesimpulan bahwa terlalu cepat apabila melibatkan robot seks dalam dunia medis. 

Alasannya, belum ada pengujian secara empiris bahwa penggunaan robot seks benar-benar bisa berpengaruh terhadap kesehatan mental seseorang ke arah positif.

Penyaluran penyimpangan seksual

Belum adanya regulasi terkait perdagangan robot seks ini membuat kreatornya bebas menyisipkan skenario apapun, bahkan yang mewadahi orang dengan penyimpangan seksual.

Sebut saja robot yang dibuat seakan-akan sedang diperkosa hingga didesain layaknya anak-anak, diperuntukkan bagi pedofil.

Menarik diri dari interaksi sosial

Robot seks didesain bisa mengingat semua hal tentang pemiliknya. Hal favorit, hal yang dibenci, pengalaman, hingga ke detil terkecil.

Pada kondisi tertentu, bisa saja keberadaan robot seks ini membuat seseorang asyik sendiri  dan semakin menarik diri dari interaksi sosial nyata.

Adanya teknologi robot semakin memudahkan segalanya. Namun ketika berhubungan dengan sexbot, para peneliti mengatakan risikonya lebih tinggi ketimbang klaim-klaim manfaatnya.

Mereka mengkhawatirkan adanya robot seks menjadi pelarian dari kehidupan nyata atau hubungan dengan orang sesungguhnya.

Baca juga: Robot Seks Ini Dibuat untuk Dicintai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com