BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Beswan Djarum

Apa Perbedaan Berkomunikasi Virtual di Negara Maju dan Negara Berkembang?

Kompas.com, 25 Juni 2020, 18:04 WIB
Alek Kurniawan,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Hampir seluruh negara di dunia saat ini sedang berhadapan dengan krisis pandemi Covid-19. Akibatnya, banyak orang tidak bisa bepergian seperti biasa dan harus lebih banyak berada di rumah agar tetap aman.

Imbauan untuk tetap berada di dalam rumah itu pun membuat banyak orang harus melakukan sebagian aktivitas secara virtual. Untungnya, di zaman digital banyak teknologi pendukung untuk menyokong aktivitas tersebut.

Ingin belajar tanpa harus pergi ke sekolah? Tenang, karena kegiatan belajar mengajar bisa dilakukan secara online dengan bantuan platform pendidikan.

Lalu, bagaimana dengan para pekerja yang harus datang ke kantor? Jangan risau, karena saat ini beberapa pekerjaan bisa dilakukan secara remote tanpa kehadiran diri di kantor.

Baca juga: Bagian Penting Saat Berkomunikasi Virtual, Salah Satunya Selalu Tatap Kamera!

“Hal yang terpenting adalah komunikasi. Ini menjadi kunci agar aktivitas yang kita lakukan di era new normal sepenuhnya berjalan lancar,” jelas Pemimpin Redaksi Kompas TV Rosianna Silalahi, Jumat (12/6/2020).

Hal tersebut ia sampaikan saat memberikan pelatihan soft skills online dalam Leadership Development Series untuk Beswan Djarum (sebutan bagi para penerima program Djarum Beasiswa Plus dari Djarum Foundation) angkatan 2019/2020.

Dalam kelas tersebut, Rosi membawakan tema “Berkomunikasi di New Normal: Building Trust in Virtual Communication”. Ia memaparkan tentang perbedaan tantangan berkomunikasi virtual di negara maju dan negara berkembang.

Rosianna Silalahi saat memberikan pelatihan soft skills secara online, Leadership Development Series untuk Beswan Djarum 2019/2020. Dalam kelas ini, Rosi membawakan tema ?Berkomunikasi di New Normal:  Building Trust in Virtual Communication? di hadapan ratusan penerima Djarum Beasiswa Plus.DOK. DJARUM FOUNDATION Rosianna Silalahi saat memberikan pelatihan soft skills secara online, Leadership Development Series untuk Beswan Djarum 2019/2020. Dalam kelas ini, Rosi membawakan tema ?Berkomunikasi di New Normal: Building Trust in Virtual Communication? di hadapan ratusan penerima Djarum Beasiswa Plus.

Berkomunikasi virtual di negara maju

Pada kesempatan itu, perempuan yang akrab disapa Rosi ini memaparkan sebuah data riset yang dilakukan Buffer, perusahaan penyedia layanan internet asal Amerika. Riset tersebut mendapati fakta unik terkait fenomena work from home (WFH) selama era new normal.

“Tercatat sekitar 98 persen koresponden bersedia untuk bekerja remote dalam beberapa waktu untuk sepanjang kariernya. Ini menandakan bahwa banyak orang yang suka bekerja dari rumah,” ujar Rosi.

Dari 98 persen tersebut, 32 persen koresponden mengaku saat bekerja di rumah mereka memiliki waktu yang lebih fleksibel.

Baca juga: Pandemi Belum Usai, Bagaimana Berkomunikasi di Era New Normal?

Kemudian, 26 persen di antaranya senang bekerja remote karena dapat bekerja di lokasi mana saja. Ya, asal ada internet dan laptop bekerja di mana saja tidak menjadi masalah.

Selanjutnya, 21 persen sisanya beranggapan bahwa bekerja remote tidak mengharuskan mereka bepergian (commute) sehingga lebih hemat waktu dan hemat energi.

Namun, lanjut Rosi, koresponden riset tersebut sebagian besar berasal dari negara maju yang memiliki infrastruktur internet lebih canggih. Jadi, kendala eksternal seperti gangguan internet mungkin akan jarang terjadi.

Dalam berkomunikasi virtual, selalu tatap kamera saat berbicara. Sebab, kamera diibaratkan sebagai mata lawan bicara dan bisa memberikan kesan yang lebih profesional.DOK. DJARUM FOUNDATION Dalam berkomunikasi virtual, selalu tatap kamera saat berbicara. Sebab, kamera diibaratkan sebagai mata lawan bicara dan bisa memberikan kesan yang lebih profesional.

Berkomunikasi virtual di negara berkembang

Menurut Rosi, hasil riset Buffer tersebut tentu akan berbeda jika dilakukan di negara berkembang, seperti Indonesia. Pasalnya, koneksi internet di Indonesia yang masih tidak terlalu mumpuni kerap menjadi tantangan bagi orang Indonesia saat berkomunikasi virtual.

Melansir penelitian terakhir yang dilakukan WebsiteToolTester (11/2019), Indonesia bahkan berada di posisi ke-92 dari total 207 negara dengan kecepatan rata-rata hanya 6,65 Mbps.

Berbeda dengan negara maju di Asia lainnya seperti Taiwan di posisi pertama (85,02 Mbps), Singapura di posisi ke-2 (70,86 Mbps), dan Jepang di posisi ke-6 dunia (42,77 Mbps).

Baca juga: Ini Tips Rosianna Silalahi dalam Membangun Kepercayaan Saat Berkomunikasi Virtual

Kendala ini pun merembet ke kualitas komunikasi virtual yang tidak terlalu apik. Mulai dari masalah buffer saat menonton video pembelajaran, interaksi yang terlambat (delay), audio feedback, hingga lag yang menyebabkan komunikasi tidak berjalan maksimal saat melakukan conference call.

“Mau tidak mau, untuk mengatasi masalah ini Anda harus menggunakan provider internet yang mumpuni,” jelas Rosi.

Selain jaringan internet, situasi tempat tinggal juga dapat menjadi gangguan komunikasi virtual di Indonesia. Alasannya, lanjut Rosi, masyarakat Indonesia masih banyak yang tinggal dengan keluarga besar dan sulit mencari ketenangan saat sedang berkomunikasi virtual

Oleh karena itu, sebelum memulai meeting virtual Anda harus mengomunikasikannya kepada orang rumah agar mereka bisa memahami tugas yang hendak Anda lakukan.

“Pilih pula lokasi yang agak hening, bisa di pojok ruangan atau kamar pribadi. Namun, sebelum memulai meeting virtual singkirkan terlebih dahulu barang-barang yang sifatnya privasi agar Anda tetap tampak profesional,” ujar Rosi.

Tak hanya itu, Rosi mengatakan, dalam komunikasi virtual, blocking adalah sesuatu yang juga harus diperhatikan. Ini akan membuat tubuh pembicara terlihat jelas. Caranya, sesuaikan jarak kamera dengan diri Anda seukuran medium close up.

“Berikan jarak kosong di atas kepala (headroom) Anda. Lalu, berikan pula jarak di sebelah kiri dan kanan tubuh agar Anda bisa menggerakkan tangan saat berbicara,” jelas perempuan yang juga pernah mengisi kelas untuk pelatihan Beswan Djarum angkatan sebelumnya.

Namun, tambahnya, jangan terlalu banyak bergerak agar tidak mengganggu visual lawan bicara. Sebab, transmisi jaringan internet memerlukan beberapa waktu agar terkirim sepenuhnya.

Dengan demikian, tantangan untuk berkomunikasi virtual tidak akan menjadi hambatan yang berarti. Hal terpenting adalah fokus dalam menemukan solusi dan Anda akan tetap bisa melakukan komunikasi digital dengan lancar.


Terkini Lainnya
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau