Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Normalkah Merasa Cemas dan Khawatir Bersosialisasi Setelah Pandemi?

Kompas.com, 26 Juni 2020, 11:45 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber menshealth

KOMPAS.com - Restoran dan gerai kopi favorit Anda mungkin telah buka kembali, namun bukan berarti kita siap secara mental untuk ke luar rumah dan makan bersama teman. Kecemasan seperti ini ternyata banyak dialami.

Kecemasan untuk kembali ke kehidupan seperti sedia kala sering dialami setelah gangguan dramatis pada kehidupan sehari-hari.

"Kapan saja kita mengalami perubahan atau trauma yang signifikan, dapat memicu kecemasan untuk kembali," kata Brittany LeMonda, PhD, pakar neuropsikologi di Northwell Health.

Setelah perubahan besar tersebut, tidak realistis menganggap kita dapat kembali ke kehidupan sosial dengan mudah seperti dulu.

Bahkan, orang yang selama karantina mengaku tertekan pun sebenarnya merasa bebas dari tekanan sosial karena tak perlu bertemu banyak orang.

Baca juga: Masa Karantina Mengubah Kehidupan Seks

Tanpa agenda kumpul-kumpul, pesta, arisan, atau traveling, selama pandemi, kita punya banyak waktu untuk merenungkan apa dan siapa yang paling kita pedulikan dalam hidup.

"Selama ini kita menghabiskan waktu untuk hal-hal yang mungkin tidak sepenuhnya memberi kesenangan," ujar dia.

Pandemi Covid-19 mengharuskan kita tetap di rumah dan membuat tekanan untuk mengikuti citra atau "standar hidup" dari lingkungan jadi berkurang.

Karena mengetahui setiap orang tinggal di rumah, kita tidak gelisah karena merasa tertinggal akibat tidak mengikuti acara tertentu.

Bagaimana pun interaksi sosial dan sejumlah undangan membuat kita harus berdandan agar  terlihat menarik.

"Sekarang, ketika semua orang berada di rumah, ada lebih banyak keinginan untuk menunjukkan betapa menyenangkannya kita, betapa hebatnya segala hal, dan betapa fantastisnya penampilan kita," kata LeMonda.

Baca juga: Pakai Gadget Tak Kurangi Kemampuan Sosial Anak

Ilustrasi makan bersamaSHUTTERSTOCK Ilustrasi makan bersama

Namun, kecemasan dalam takaran kecil diperlukan di saat pandemi belum terkendali, kata Sophia Burke, konselor profesional klinis berlisensi di Wellington Counseling Group di Chicago, AS.

Burke menyarankan pasien yang khawatir tertular Covid-19 untuk melihat hal positif pada kecemasan sosial mereka.

"Kecemasan membuat saya menjauh secara sosial dan mengambil tindakan pencegahan, dan itu tidak masalah," kata Burke.

Baca juga: Berapa Jarak Aman untuk Cegah Penularan Covid-19?

Mengatasi kecemasan sosial

Jika kita kesulitan menghadapi masa transisi, cobalah cara ini untuk bisa bersosialisasi sambil mengelola kecemasan.

Buat daftar kekhawatiran

Daftar kekhawatiran dapat membantu kita menentukan dengan tepat dari mana kecemasan kita berasal, kata LeMonda. Sebagai contoh, kita berpikir pergi ke kantor membuat panik, tapi kita tidak merasakan kepanikan tersebut saat bertemu teman di luar.

Menemukan akar dari stres yang kita alami memungkinkan kita melihat masalah lebih jernih dan menemukan solusi.

Bersikap baik kepada diri sendiri

Jangan cemas jika teman kita siap untuk mengatur kembali jadwal minum-minum sementara kita tidak.

"Ini dunia baru dan kita memiliki ketakutan baru. Kita tidak akan kembali ke normal, kita akan kembali ke sesuatu yang baru," katanya.

Menyesuaikan diri dengan cara hidup yang baru adalah hal yang sulit. Jangan menghakimi diri karena berjuang mengadopsi kebiasaan lama. Itu wajar.

Kemungkinan orang lain juga mengalami kesulitan, meski mereka tidak menunjukkannya.

Baca juga: Tipe Kepribadian yang Rentan Kecemasan Selama Pandemi Covid-19

Jujur kepada teman

Tidak perlu menghindar dari teman karena ingin menerapkan social distancing jika kita nyaman dengan beberapa interaksi. Pikirkan tentang situasi yang siap kita tangani, saran Burke. Misalnya, jika masih takut makan di restoran yang ramai, mungkin bertemu teman di taman.

Tinggalkan media sosial

Covid-19 memberi kesempatan kepada kita untuk tidak melihat kehidupan orang lain, dan membandingkan hidup kita.

Jika teman yang mengunggah foto liburan membuat kita stres, maka uninstall Instagram atau berhenti mengikuti akun tertentu adalah ide bagus. Namun, itu hanya solusi jangka pendek.

"Masalah utamanya terkadang adalah harga diri, perasaan harga diri, dan perbandingan sosial."

Lakukan terapi

Bagi sebagian orang, pandemi mengungkap masalah terkait kecemasan, depresi, dan harga diri. Jika itu masalahnya, konsultasi dengan profesional kesehatan mental adalah solusi lebih baik.

Baca juga: Habis Karantina Timbul Kecemasan Sosial, Bagaimana Mengatasinya?

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau