Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rela Bayar DP Rp 1,75 Juta dan Inden 2 Tahun demi Sepeda Kreuz

Kompas.com - 01/07/2020, 10:22 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kemasyuran sepeda buatan tangan asal Bandung, Kreuz kian memuncak. Sejak menjadi pemberitaan di Kompas.com, angka pemesanan sepeda hasil industri rumahan ini meningkat tajam. 

Sebelumnya, dua pendiri Kreuz, Yudi Yudiantara dan Jujun Junaedi memperkenalkan kreasi yang dijiplak dari sepeda buatan Inggris, Brompton tersebut melalui media sosial dan komunitas bersepeda.

Sambutannya pun menggembirakan. Di grup-grup pecinta sepeda lipat sepeda Kreuz dibahas, bahkan ada yang menjulukinya sebagai Brompton "killer".

Namun antrean pembeli kala itu belum terlalu panjang. Baru setelah pemberitaan di Kompas.com dan diikuti oleh sederet media arus utama lainnya, pemesanan meningkat tajam.

Hal ini diakui langsung oleh Yudi kepada Kompas.com. Seperti yang pernah diberitakan, Yudi mengaku sampai sempat kelabakan, bahkan enggan memegang ponselnya yang terus berbunyi.

Baca juga: Curhat Pembuat Sepeda Kreuz, Banjir Order Sampai Takut Pegang HP

Nah, dalam perbincangan terbaru terungkap, daftar tunggu sepeda lipatan ini sudah mengular hingga bulan Juni 2022. Ya, Juni 2022, dua tahun!

Bisa dibayangkan betapa besarnya antusiasme pembeli yang mau membayar separuh harga Kreuz sebesar Rp 1,75 juta sebagai uang muka, dan rela menunggu lama.

Jujun lalu mengakui, meledaknya jumlah pesanan itu memaksa mereka untuk menambah jumlah pegawai.

Sebab, Kreuz yang dibuat dengan mengandalkan keterampilan tangan, tentu membutuhkan tenaga tambahan jika ingin mempercepat produksi.

“Saat mulai, jumlah UMKM yang terserap 30an orang. Sekarang total 172 orang,” ujar Jujun, Selasa (30/6/2020) kemarin.

Para pelaku UMKM ini tak hanya berasal dari Bandung, tapi juga dari wilayah lain di Jawa Barat, seperti Garut, dan bahkan ke Jawa Timur. 

Jujun mengatakan, jumlah ini bisa bertambah lagi seiring dengan imbas lain dari pemesanan sepeda Kreuz, yakni penjualan produk tas, kaus, dan souvenir.

Baca juga: Kebanjiran Pesanan, Sepeda Kreuz Bandung Setop Order

Penambahan jumlah pegawai tersebut tentu akan meningkatkan kapasitas produksi Kreuz. Dari semula hanya 10 unit per bulan, bisa menjadi 15-25 unit per bulan.

Kualitas

Lantas bagaimana dengan pemantauan kualitas jika proses produksi dilakukan oleh pekerja yang beragam, di banyak tempat?

Jujun mengaku, sedikitnya jumlah produksi Kreuz juga terjadi karena mereka ingin tetap memastikan aspek kualitas tersebut.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com