"Sebelum pandemi, kami sudah merasakan ada peningkatan penjualan Element sejak Lebaran tahun 2019. Grafik penjualan mengalami kenaikan, tidak pernah turun," kata Hendra.
"Memang di bulan Maret kemarin, saat PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dimulai, grafiknya menurun. Kami sempat bingung, apakah orang mau bersepeda atau tidak?"
"Tapi di bulan April grafiknya kembali meledak, dan setelah Lebaran terus meningkat," cetus Hendra.
Hendra mengakui semua tipe yang diproduksi Element laris manis di pasaran. Dan, Troy adalah salah satu yang paling diburu calon konsumen.
"Karena permintaan tiba-tiba membludak, kami tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi produksi akan terus kami tambah," kata dia.
Terkait dengan upaya itulah, Hendra mengaku varian Troy sudah dipacu produksinya hingga 200 persen untuk bukan ini.
"Dan kami sudah memberitahukan ini ke masyarakat," sebut Hendra.
Selain itu, sambung Hendra, demi menjaga stabilitas harga, Element selalu mengumumkan daftar harga dari produk-produk sepeda mereka.
"Beberapa importir dan pabrikan lain memang nakal dan menaikkan harga. Mereka beralasan sparepart susah didapat, dan sebagainya. Tapi kami tidak ambil kesempatan itu," tegas Hendra.
"Kami berkomitmen bahwa harga sepeda Element tidak naik, tapi kapasitas barang memang tidak banyak," sambung dia.
Baca juga: Curhat Pembuat Sepeda Kreuz, Banjir Order Sampai Takut Pegang HP
Terlepas dari itu, Hendra menyadari, bahwa keterjangkauan imbauan itu memiliki batasan.
Apalagi jika dikaitkan dengan tingginya permintaan dan rendahnya pasokan, maka harga akan cenderung meningkat di tingkat pedagang.
Sehingga penetapan harga tersebut hanya bisa berlaku bagi konsumen yang membeli sepeda langsung ke Element.
"Untuk pedagang lain, tidak bisa kami kontrol karena sepeda tidak sama dengan mobil dan motor yang memiliki surat-menyurat," tegas Hendra.
"Menurut saya, pedagang yang menaikkan harga sepeda saat pandemi tidak bersyukur. Kami justru sangat bersyukur karena bisnis sepeda masih ramai," sambung dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.