Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/07/2020, 10:15 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber CNN

Para peneliti mengungkapkan, virus versi baru itu tampaknya berkembang biak lebih cepat di saluran pernapasan bagian atas, yakni hidung, sinus, dan tenggorokan.

Itulah yang diduga menjadi penyebab mengapa virus ini menyebar lebih mudah.

Tes pada 1.000 orang pasien virus corona yang dirawat di rumah sakit di Inggris menunjukkan temuan baru.

Baca juga: Bagaimana Menghindari Paparan Virus Corona di Lift?

Didapati, keadaan mereka yang terinfeksi dengan virus versi baru ini tidak lebih buruk daripada mereka yang tertular virus sebelumnya.

Bette Korber, Ahli Biologi Teoritis dari Laboratorium Nasional Los Alamos menilai, penelitian itu menyoroti nilai disiplin yang ada saat ini perlu terus dilanjutkan.

Hal ini menurut dia penting untuk menghadapi serangan virus versi baru tadi. Disiplin itu bisa ditegakkan dengan tetap memakai masker dan menjaga jarak.

Menurut Erica Ollmann Saphire, mutasi virus versi baru dapat dinetralkan dengan serum pemulihan.

Serum pemulihan adalah produk darah yang diambil dari enam orang pasien di San Diego yang telah pulih dari infeksi virus corona.

"Kami ingin melihat apakah antibodi dalam darah mereka sama efektifnya dalam menetralkan virus baru dan virus lama. Dan hasilnya, iya. Itu melegakan," ungkap dia.

Baca juga: Mari Lihat, Seberapa Besar Risiko Infeksi Corona Saat Bepergian

Kendati demikian, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk menguatkan temuan ini, serta melihat apa arti perubahan ini terhadap epidemi dan pasien.

"Ada konsekuensi potensial untuk vaksin. Kami secara aktif menyelidiki konsekuensi yang mungkin terjadi," kata David Montefiore dari Duke University.

Selain itu, mereka tentu juga mengawasi kemungkinan mutasi lainnya.

"Kita mungkin bisa menghindari mutasi khusus ini, namun itu tidak berarti mutasi lain tidak bisa muncul. Kita harus tetap waspada," kata Saphire.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com