Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Hal yang Terjadi pada Tubuh Jika Berhenti Makan Daging Merah

Kompas.com - 11/07/2020, 16:00 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com— Ada beberapa alasan mengapa sesorang memilh untuk tak lagi mengonsumsi daging merah, diantaranya karena ingin menyelamatkan hewan, melindungi lingkungan atau mengubah pola makan.

Berikut adalah 10 hal yang terjadi pada tubuh saat kamu berhenti konsumsi daging merah,

1. Berat badan mungkin akan turun beberapa kilogram

Daging merah termasuk padat kalori.  Jika kamu menghentikan konsumsi makanan ini, tentu kamu akan kehilangan banyak kalori yang berdampak pada berat badan.

"Sebagian besar porsi daging lebih dari kebutuhan protein tubuh yang sebenarnya," kata Sally Warren, PhD, naturopath tradisional di Metro Integrative Pharmacy.

“Satu porsi daging sapi tiga ons bisa sekitar 170 kalori. Tapi satu porsi kacang bisa sekitar 100 kalori dan tahu sekitar 70 kalori. ”

Awalnya mungkin tidak tampak perbedaan secara signifikan, tetapi lama kelamaan akan terlihat bahwa orang yang berhenti mengasup daging kehilangan lebih banyak berat badan.

Baca juga: Turun Berat Badan 90 Kilogram karena Jadi Vegan, Mau Coba?

2. Tingkat asam pada tubuh akan berkurang

Tubuh yang sehat membutuhkan keseimbangan pH yang baik. Tetapi pola makan modern kebanyakan terdiri dari makanan pembentuk asam, termasuk daging merah.

"Daging merah menghasilkan muatan asam tinggi bagi tubuh untuk menyerap dan menetralkan," jelas Warren.

Menurutnya, keasaman yang tinggi dalam tubuh menciptakan lingkungan yang sempurna untuk penyakit.

"Stres dan kurang tidur bila dicampurkan dengan asam akan menurunkan resistensimu terhadap penyakit mortalitas tinggi seperti kanker dan diabetes,” ujar Warren.

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

3. Perut kembung akan berkurang

Tubuh mencerna daging merah lebih lambat dari pada makanan lain, itulah sebabnya kamu mungkin akan merasakan sembelit, sakit perut, dan peningkatan gas setelah makan satu porsi steak jumbo.

Setelah berhenti makan daging merah mungkin akan ada reaksi di usus, tetapi hal itu karena kita menambah asupan serat yang lebih sehat.  Dalam jangka panjang, berarti ada lebih banyak bakteri sehat dalam usus, yang bisa menurunkan peradangan di seluruh tubuh dan membuat gangguan pencernaan berkurang.

Baca juga: 6 Cara Menjaga Kesehatan Pencernaan yang Sebaiknya Kita Ikuti

4. Kulit lebih sehat

Kulit bening dimulai dari dalam. Kandungan pada buah-buahan dan sayuran, seperti A, C, dan E yang diketahui dapat memerangi radikal bebas penyebab jerawat dan masalah kulit lain.

5. Kadar kolesterol bisa turun

Berhenti atau mengurangi asupan daging merah akan mengurangi jumlah lemak jenuh, yang telah dikaitkan dengan kadar kolesterol yang lebih tinggi.

Kadar kolesterol tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di dinding arteri yang yang dapat menyebabkan penyakit arteri koroner, serangan jantung, stroke, dan penyakit arteri perifer.

Walau kolesterol tinggi dapat dikaitkan dengan gen bawaan, tapi berhenti mengonsumsi daging merah akan sangat membantu mengurangi risiko penyakit.

Baca juga: Nyeri di Belakang Leher Tanda Kolesterol Tinggi, Benarkah?

6. Mengurangi risiko kanker tertentu

Tidak mengonsumsi daging merah akan menghindarkanmu dari kanker usus besar atau usus, terutama jika dua kanker itu pernah diidap oleh salah satu anggota keluargamu.

"Diet tinggi lemak jenuh telah dikaitkan dengan peningkatan peradangan di dalam tubuh, dan peradangan kronis telah dikaitkan dengan perkembangan kanker," kata Warren.

Pada 2015, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan daging merah sebagai kemungkinan karsinogen, yang berarti mungkin menjadi penyebab kanker.

Memasak daging merah pada suhu tinggi memicu produksi beberapa senyawa yang dapat menyebabkan kanker usus pada orang dengan kecenderungan genetik.

Daging merah olahan, seperti hot dog dan sosis, juga mengandung nitrit, baik secara alami maupun sebagai pengawet tambahan. Nitrat dianggap berkontribusi terhadap kanker.

7. Mengurangi risiko penyakit serius

Karena kandungan lemak jenuh dalam daging merah, kebiasaan mengasup makanan ini terkait dengan peningkatan risiko obesitas, diabetes, hingga penyakit jantung dan pembuluh darah.

Pemakan daging sapi juga mungkin bisa meningkatkan kemungkinan mengidap penyakit Alzheimer.

Baca juga: Beda Gejala Demensia dan Alzheimer, Serupa tapi Tak Sama

8. Memiliki lebih banyak energi

"Kita membutuhkan jantung yang sehat, sistem pencernaan yang sehat, dan tubuh dan pikiran yang sehat untuk energi yang baik," jelas Warren.

Menukar daging merah untuk makanan yang lebih sehat, seperti kacang-kacangan, lemak nabati, biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran, dapat menghasilkan tingkat energi yang lebih tinggi.

9. Membantu lingkungan

Memelihara hewan untuk makanan membutuhkan sejumlah besar tanah, pakan, energi, dan air. 51 persen atau lebih dari emisi gas rumah kaca global disebabkan oleh peternakan hewan, menurut laporan yang diterbitkan oleh Worldwatch Institute.

Untuk turut menyelamatkan lingkungan pilih sumber protein alternatif untuk mengurangi kerusakan ini secara signifikan.

10. Kamu mungkin kekurangan nutrisi tertentu

Meskipun dimungkinkan untuk menebus protein hewani yang hilang, beberapa nutrisi penting memang berasal dari daging merah. Tubuh akan kehilangan satu keluarga kunci nutrisi yakni, vitamin B, kebanyakan vitamin B12, dan juga zat besi.

Ketahui pengganti daging merah untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan protein dan vitamin B. Jika perlu, konsumsilah suplemen.

Baca juga: Bagaimanakah Cara Paling Sehat Memasak Daging

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com