Banyak alasan digunakan untuk menetralkan perilaku body shaming. Seringkali, perkataan-perkataan menyakitkan itu disebut "hanya bercanda". Tentu, hal tersebut tidaklah benar.
Sebab, perilaku yang dibilang bercanda ini, bisa membahayakan orang yang menerimanya, baik secara fisik maupun psikologis. Apa saja akibatnya?
Menurunkan rasa percaya diri korban
Korban body shaming rentan mengalami rasa rendah diri dan marah kepada dirinya sendiri.
Mereka seolah terdoktrinasi oleh perkataan orang lain sehingga cenderung selalu melihat bentuk fisiknya dari sisi yang negatif. Hal ini juga meningkatkan gangguan psikologis pada korbannya.
Baca juga: 8 Cara Mudah Tingkatkan Rasa Percaya Diri
Meningkatkan risiko obesitas
Orang gemuk yang menjadi korban olok-olok, sering kali mengalami peningkatan berat badan yang signifikan.
Studi lain menunjukkan 6.157 peserta non-obesitas yang mengalami diskriminasi karena bentuk tubuhnya, 2,5 kali lebih rentan mengalami obesitas di tahun-tahun mendatang.
Body shaming kepada orang gemuk juga meningkatkan risiko binge eatingdisorder pada korbannya.
Baca juga: Terus Makan Meski Kenyang? Mungkin Kamu Mengidap Binge Eating
Meningkatkan risiko bunuh diri
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, korban mudah mengalami masalah psikologi seperti depresi.
Meski tidak ada hubungan langsung antara body shaming dengan bunuh diri, depresi yang ditimbulkan olehnya tentu berkaitan. Depresi merupakan salah satu penyebab utama seseorang bunuh diri.
Baca juga: Dapat Sebabkan Bunuh Diri, Ini Bahaya Body Shaming
Bagaimana caranya menghentikan body shaming?
Jika kamu adalah seseorang yang sering memberikan komentar atau mengucapkan lelucon berkaitan dengan topik tubuh teman atau orang lain, ada baiknya mulai sekarang mengganti topik bercanda ke hal lain.
Namun, jika kamu yang menjadi korban body shaming ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.