1. Mengecilkan rasa sakit orang lain
Alih-alih merangkul kerabatmu yang sedang menderita, kamu justru memilih mengabaikannya.
Misalnya, menyampaikan basa-basi kosong seperti, "semua hal terjadi karena ada alasannya" atau "ini semua akan berlalu".
Tanpa disengaja, kata-kata tersebut sama dengan kamu membatalkan penderitaan orang lain.
Daripada bertindak seperti itu, lebih baik biarkan pengalaman orang lain menjadi apa adanya, tanpa mencoba untuk mengabaikan rasa sakit mereka.
Berusahalah untuk memperluas empatimu, ketika kamu sedang berusaha memahami perspektif mereka.
Mungkin ada waktu untuk mengajari mereka tentang pelajaran hidup, namun untuk saat ini, tawarkan cinta dan perhatianmu yang dapat memvalidasi pengalaman mereka itu.
Baca juga: Tanda Kamu Punya Anggota Keluarga yang Toksik
2. Mengkritik terus-menerus
Pola ini biasa terjadi pada orangtua dengan anak yang sudah dewasa. Tak peduli apa yang anak mereka katakan, mereka akan selalu menemukan kesalahan.
Misalnya, jika pola asuh anak dianggap terlalu permisif, pakaian mereka tidak sesuai, rumah mereka terlalu kotor, dan perlu dibersihkan, dan lain-lain.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.