Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/09/2020, 09:12 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Sering sariawan atau sariawan berulang dikenal sebagai penyakit recurrent stomatitis aphthous (RSA). Penyakit ini umumnya lebih sering terjadi pada anak-anak. Sementara itu, sekitar 20-30 persen orang dewasa diperkirakan menderita jenis sariawan ini.

Sariawan adalah ulkus atau luka pada mukosa mulut yang berbentuk bulat atau oval. Bagian tengahnya membentuk cekungan, tepatnya seperti kawah berwarna putih, abu-abu, atau kekuningan, dan bagian pinggirannya terangkat (menonjol) dengan warna kemerahan.

Sariawan dapat terasa sangat perih, menyakitkan, bahkan mengganggu aktivitas mulut penderitanya. Perbedaan sariawan berulang atau RSA dengan sariawan biasa adalah intensitas kemunculannya yang lebih sering.

Penyebab sering sariawan

Hingga saat ini, penyebab atau asal-usul sering sariawan belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli memercayai bahwa kondisi sariawan berulang ini dapat diturunkan dalam keluarga.

Beberapa studi menunjukkan bahwa sariawan berulang terjadi karena disregulasi imun yang dimediasi oleh sel T, yakni kelompok sel darah putih yang berperan dalam kekebalan seluler.

Sitokin yang dihasilkan oleh kekebalan tubuh dan membantu memberikan sinyal ke saraf juga berperan.

Baca juga: Sariawan Hingga Sering Sendawa, Tanda Gangguan pada Tubuh

Sementara itu, beberapa faktor umum yang memicu kemunculan sariawan, antara lain:

  • Trauma mulut, seperti menyikat gigi terlalu keras, tergigit, tertusuk duri, dan sebagainya
  • Makanan tertentu, terutama coklat, kacang tanah, kacang almond, kopi, sereal, telur, stroberi, keju, dan tomat
  • Stres

Gejala sering sariawan

Penyakit sering sariawan umumnya dimulai sejak masa kanak-kanak. Sekitar 80 persen penderita penyakit ini diperkirakan berusia kurang dari 30 tahun. Namun, seiring bertambahnya usia, frekuensi dan tingkat keparahannya dapat menurun.

Gejala-gejala umum sering sariawan mencakup beberapa hal berikut:

  • Sariawan terjadi 2-4 kali dalam setahun. Namun, penyakit sariawan juga bisa terjadi terus menerus, misalnya saat satu sariawan sembuh, sariawan baru akan terbentuk
  • Munculnya gejala sebelum sariawan (prodromal) berupa rasa nyeri atau terbakar pada area mulut yang terdampak selama 1-2 hari sebelum munculnya luka sariawan
  • Rasa nyeri parah, tetapi tidak terkait dengan ukuran ulkus
  • Berlangsung selama 4-7 hari.

Ada kalanya sering sariawan juga merupakan gejala penyakit lain, seperti radang usus, penyakit celiac, kekurangan nutrisi, faringitis, infeksi HIV, dan sebagainya.

Penyakit ini juga dapat menyerupai herpes simpleks oral primer, tetapi biasanya terjadi pada anak-anak yang lebih kecil.

Apabila sariawan disebabkan oleh penyakit lain, biasanya kondisi ini akan diikuti dengan gejala-gejala khusus penyakit yang jadi penyebabnya.

Untuk dapat membedakan penyakit sariawan dari penyakit lainnya, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan.

Baca juga: 7 Cara Mengobati Sariawan dengan Bahan Alami

Jenis ulkus pada penyakit sering sariawan

Saat seseorang sering sariawan, ada tiga jenis ulkus atau luka yang dapat muncul pada jaringan mulut. Jenis-jenis ulkus ini meliputi ulkus aftosa minor, ulkus aftosa mayor, dan ulkus aftosa herpetiformis.

Berikut adalah karakteristik dari ketiga jenis ulkus ini:

Aftosa minor

  • Terjadi pada 85 persen kasus sering sariawan
  • Berukuran kurang dari 8 mm, biasanya hanya sekitar 2-3 mm
  • Sariawan ini akan sembuh dalam 10 hari tanpa meninggalkan bekas luka di mulut.

Aftosa mayor

  • Terjadi pada 10 persen kasus sering sariawan
  • Muncul setelah seseorang mengalami pubertas
  • Gejala prodromal terasa lebih intens dan menyakitkan
  • Ulkus pada sariawan lebih dalam
  • Ukuran bisa mencapai lebih dari 1 cm
  • Lebih tahan lama, bisa mencapai mingguan bahkan bulanan
  • Bisa muncul di bibir, langit-langit lunak mulut, hingga tenggorokan
  • Dapat disertai demam, disfagia (sulit menelan), dan malaise
  • Meninggalkan bekas luka atau jaringan parut.

Aftosa herpetiformis

  • Terjadi pada sekitar 5 persen kasus sering sariawan
  • Muncul berupa kluster, yakni kumpulan sariawan kecil berukuran 1-3 mm
  • Jumlah dalam kluster bisa mencapai lebih dari 100 sariawan kecil
  • Kumpulan kluster ulkus tersebut bisa membentuk sariawan besar yang sangat menyakitkan
  • Dapat bertahan hingga 2 minggu
  • Cenderung terjadi pada wanita
  • Biasanya terjadi pada usia lebih tua jika dibandingkan jenis penyakit sering sariawan lainnya.

Pengobatan sering sariawan

Sebelum menentukan perawatan bagi pasien RSA atau sering sariawan, perlu dilakukan pemeriksaan hitung darah lengkap, serum autoantibodi, hematinik, dan kadar homosistein.

Pemberian obat kumur klorheksidin, kortikosteroid topikal dan sistemik adalah pilihan utama dalam pengobatannya.

Jika memungkinkan, obat kumur klorheksidin glukonat dan kortikosteroid topikal harus digunakan selama masa prodromal (munculnya gejala sebelum sariawan).

Apabila kortikosteroid topikal tidak efektif, prednison mungkin diperlukan selama maksimal 5 hari.

Sering sariawan terus-menerus atau sangat parah mungkin memerlukan penggunaan kortikosteroid sistemik, pentoxifylline, thalidomide, azathioprine, atau imunosupresan lain dalam jangka panjang.

Suntikan intralesi dengan menggunakan betametason, deksametason, atau triamsinolon juga bisa menjadi pilihan.

Selain itu, pemberian suplemen B1, B2, B6, B12, folat, atau zat besi bisa membantu mengurangi gejala dan frekuensi sariawan pada beberapa pasien.

Obat-obatan di atas sebagian besar merupakan obat keras yang membutuhkan resep dokter. Diskusikan penggunaan berbagai obat-obatan untuk mengatasi sariawan berulang dengan dokter mulut terlebih dahulu sebelum mulai menggunakannya.

Baca juga: Tips Mencegah Sariawan Agar Tak Kambuh Lagi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com