KOMPAS.com – Penyakit gagal jantung di Indonesia diperkirakan diderita oleh 5 persen dari populasi dan usia pasien cenderung lebih muda (58 tahun) dibanding pasien di negara Asia Tenggara lainnya.
Walau tingkat kesakitan dan kematian penyakit gagal jantung sangat tinggi, namun dengan obat-obatan generasi baru angka harapan hidup pasien bisa ditingkatkan.
Gagal jantung terjadi ketika kondisi jantung seseorang bermasalah atau memiliki kelainan dalam menjalankan fungsinya untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
“Darah yang dipompa tidak mampu lagi mencukupi kebutuhan seluruh jaringan tubuh. Akibatnya pasien mengalami gejala seperti mudah lelah dan sesak napas saat beraktivitas. Berat ringannya gejala tergantung tahapan atau stage gagal jantung,” kata dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Siti Elkana Nauli.
Gangguan fungsi jantung tersebut bisa terjadi pada pasien dengan serangan jantung, kelainan otot atau katup jantung, detak jantung yang tidak beraturan, kelainan jantung bawaan, atau karena infeksi.
Baca juga: Waspadai Gagal Jantung! Ketahui Ciri-ciri Sakit Jantung
Pencegahan
Gagal jantung bisa dicegah dengan mengendalikan faktor risikonya, yaitu hipertensi, penyakit jantung koroner, dan diabetes yang tidak terkontrol.
Menurut dr Siti, pemilihan obat untuk pasien sejak awal terdiagnosis harus tepat, entah itu pasien hipertensi, diabetes, atau penyakit jantung koroner.
Deteksi dini dengan melakukan medical check up perlu dilakukan mengingat usia penderita jantung saat ini relatif muda, yakni 30-40 tahun.
Jika pasien memiliki faktor risiko gagal jantung, maka dicegah untuk tidak menjadi gagal jantung dengan memberikan terapi terbaik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.