KOMPAS.com - Asupan makanan yang sehat dan bergizi menjadi salah satu kebutuhan utama bagi setiap manusia untuk bertahan di tengah masa pandemi Covid-19.
Namun, tingginya konsumsi gula, garam, dan lemak dalam makanan yang umum dikenal di tengah masyarakat Indonesia berkontribusi memicu munculnya penyakit tidak menular.
"Jika dilihat dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2018, peningkatan penyakit tidak menular seperti diabetes, stroke, dan jantung diprediksi akan berlanjut."
Baca juga: 15 Khasiat Rebusan Jahe, Serai, dan Gula Merah, Apa Saja?
Demikian dipaparkan Dra. Sutanti Siti Namtini, Apt, Ph.D, Direktur Standardisasi Pangan Olahan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Sutanti berbicara dalam webinar "Cara Cerdas Memilih Produk Pangan dengan Logo Pilihan Lebih Sehat" yang disiarkan di akun YouTube Nestle Indonesia, Rabu (30/9/2020) siang.
Dia mengatakan, data dari Riskesdas Kementerian Kesehatan di tahun 2018 menunjukkan, di Indonesia, 5:100 orang mengonsumsi lebih dari 50 gram gula per harinya.
Sedangkan untuk garam, sebanyak 53:100 orang mengonsumsi garam melebihi 2.000 mg per hari.
Lalu, 27:100 orang mengonsumsi lemak lebih dari 67 gram per hari.
"Asupan gula, garam, dan lemak yang berlebih, ditambah kurangnya aktivitas fisik dan penggunaan tembakau, berisiko pada meningkatnya penyakit tidak menular," ujar dia.
Baca juga: Cara Kendalikan Diabetes dan Gula Darah dengan Olahraga
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun sudah merilis kebijakan tentang pengaturan asupan gizi harian dengan mempromosikan pola pangan sehat.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan