Di dunia maya, setiap orang tidak mendapatkan hal-hal yang umumnya terjadi lewat interaksi langsung seperti sentuhan dan isyarat sosial.
Baca juga: 5 Dampak Negatif Media Sosial terhadap Remaja, Orangtua Perlu Tahu
Selain itu, interaksi langsung dapat mengeluarkan feromon yang menyebabkan dopamin di otak menyala.
Lis mengatakan, bagi sebagian orang interaksi tatap muka bisa menjadi sangat penting. Bahkan, interaksi langsung terbukti berdampak positif pada umur panjang.
Dalam studi yang dilakukan di zona biru (tempat orang hidup paling lama dan paling bahagia), interaksi langsung dapat memprediksi kebahagiaan lebih dari hampir semua variabel lain, seperti diet dan olahraga.
Saat ini, semua orang memiliki interaksi sosial yang jauh lebih sedikit dibanding sebelum pandemi. Jadi wajar apabila sebagian besar merasa agak terisolasi.
Namun, media sosial dapat mendorong perasaan terisolasi lebih mendalam karena sering melihat kebahagiaan orang lain. Padahal, belum tentu kebahagiaan itu terjadi di dunia nyata.
Bagaimana pun, hal-hal yang diunggah ke media sosial umumnya menunjukkan versi paling bahagia dari seseorang.
“Hal ini dapat membuat pengguna media sosial berpikir hidup orang lain jauh lebih bahagia dan sempurna,” kata Lis.
Contohnya, saat putus dengan pacar, sebagian orang memilih tidak menunjukkan kesedihannya di media sosial.
Sebaliknya, mereka akan mengunggah hal-hal yang bahagia seperti berkenalan dengan orang baru.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.