Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Berpikir Positif untuk Pengembangan Diri

Kompas.com - 14/01/2021, 08:47 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber asiaone

"Ini bisa jadi hal yang sulit apabila pikiran sering kali lebih dipenuhi hal negatif. Akibatnya kita percaya bahwa hidup jauh lebih buruk daripada yang sebenarnya," kata Dr Chow.

Baca juga: Bersyukur, Bikin Bahagia Sekaligus Menyehatkan Fisik

Pengembangan diri

Berpikif positif juga bisa berdampak pada pengembangan diri. Saat memiliki pikiran positif, seseorang cenderung ingin dirinya lebih baik lagi.

Menurut psikolog dari Amerika, Carol Dweck, berpikir positif mendorong seseorang memiliki mindset untuk berkembang.

Hal senada diungkapkan oleh Cherlyn Chong, spesialis pemulihan dan trauma.

“Orang-orang dengan mindset berkembang percaya dirinya dapat belajar, beradaptasi, dan melakukan hal yang lebih baik di masa depan,” katanya.

Cherlyn menambahkan, orang yang tidak memiliki mindset berkembang dan malah berpikir negatif dapat menarik diri dari suatu hubungan apapun itu.

Akibatnya, timbul penolakan dan kepercayaan jika dirinya tidak dapat memperbaiki kekurangan pribadi.

Beberapa penelitian menunjukkan, orang yang tidak memiliki mindset berkembang membutuhkan waktu lebih lama untuk beralih dari pengalaman negatif.

“Mereka menolak dirinya secara pribadi, melihat hal negatif dan kekurangan sebagai aspek diri yang tidak dapat diubah, dan selalu merasa dirinya tidak cukup baik," kata Cherlyn.

Baca juga: Kekuatan Berpikir Positif di Tengah Wabah Virus Corona

Kendati demikian, walau pikiran positif itu penting, tapi tidak bisa dilakukan setiap saat. Terutama setelah terjadi sesuatu yang buruk.

“Berpikir positif harus dilakukan dengan cara yang seimbang, bukan malah menjadi toxic positivity," kata Dr Chow.

Toxic positivity terjadi ketika seseorang cenderung mengabaikan, menolak, maupun menghindari peristiwa atau emosi negatif seperti kesedihan, ketakutan, dan kecemasan.

"Secara aktif memaksa pikiran dan perasaan untuk menjadi positif juga merupakan tanda toxic positivity,” tegas Dr Chow.

Pola pikir positif yang sehat melibatkan perhatian pada hal-hal yang dapat disyukuri dalam lingkup perhatian.

Di sisi lain juga belajar melepaskan hal-hal yang secara emosional tidak berada dalam pengaruh lingkup tertentu.

Baca juga: 11 Cara Berpikir Positif yang Sebaiknya Mulai Kita Lakukan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com