Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/01/2021, 05:21 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

"Ada kesenjangan besar antara apa yang kita ketahui tentang keamanan dan efektivitas obat baru atau vaksin baru untuk seluruh populasi, dan apa yang kita ketahui tentang vaksin itu khusus untuk ibu hamil."

Dalam kasus vaksin Covid-19, para ahli kesehatan hanya memiliki satu dari tiga sumber bukti yang digunakan untuk mengevaluasi keamanan dan kemanjuran vaksin selama kehamilan.

Satu sumber bukti itu adalah, hasil percobaan terhadap orang tidak hamil yang terdaftar dalam uji klinis.

Dari situlah, kata Faden, para ahli kesehatan bisa mencoba mencari tahu apa efek samping yang mungkin terjadi pada ibu yang sedang hamil, tapi itu bukan konklusi sains yang pasti.

4. Faktor risiko apa yang harus dipertimbangkan ibu hamil?

Pertanyaan ini pada akhirnya akan dihadapkan pada sejumlah faktor, termasuk segala sesuatu yang terjadi mulai dari trimester awal, dan faktor risiko Covid-19.

Baca juga: Berapa Lama Vaksin Covid-19 Melindungi Tubuh?

Termasuk kemampuan ibu hamil untuk tetap menjaga jarak secara sosial dalam gaya hidup dan pekerjaan.

Tak lupa, ada panduan dari otoritas terkait, serta rekomendasi dari dokter yang menangani ibu hamil tersebut. 

Mirip dengan vaksin flu -yang tidak diuji pada orang hamil dalam uji klinis, para ahli kesehatan perlu mengandalkan data yang terus masuk untuk membuat keputusan tentang seberapa aman vaksin Covid-19 selama kehamilan.

Otoritas terkait harus melakukan hal yang sama untuk masyarakat umum, mengingat kecepatan pengembangan vaksin.

Sehingga, menurut Faden, dengan pertimbangan tersebut ibu hamil tidak perlu  merasa khawatir dengan vaksin Covid-19 dalam konteks pertimbangan yang tak perlu.

"Vaksin ini muncul sebelum kita memiliki semua informasi yang ingin kita sampaikan kepada ibu hamil," ungkap dia.

"Tapi ini adalah konteks di mana keputusan dibuat dan rekomendasi untuk masyarakat umum, tanpa semua bukti yang ingin kita miliki."

"Itulah mengapa studi tentang ini masih akan terus berlanjut," sebut Faden.

5. Apakah Covid-19 lebih berbahaya bagi ibu hamil?

Setelah sekitar satu tahun pandemi virus Covid menyerang dunia, banyak pertanyaan tetap muncul tentang apakah ibu hamil menjadi orang yang berisiko tinggi terkena Covid-19?

Baca juga: Vaksin Covid-19 Bukan Tanda Berakhirnya Pandemi

CDC membagikan data yang menunjukkan, ibu hamil yang terinfeksi Covid-19 berada pada subjek yang memiliki risiko lebih besar.

Disebutkan, mereka yang hamil lebih berisiko masuk ke unit perawatan intensif dan bahkan berhadapan dengan kematian, dibandingkan orang yang tidak hamil. 

Sehingga, banyak pakar kesehatan yang lantas berpendapat, baik dengan atau tanpa vaksin, ibu hamil harus selalu waspada terkait infeksi Covid-19.

Ibu hamil harus patuh mengikuti protokol kesehatan, yakni pemakaian masker, menjaga jarak sosial, dan sering mencuci tangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com