Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/01/2021, 08:52 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Makanan cepat saji memang tampak sebagai pilihan praktis yang bisa disantap, terutama jika kamu adalah orang yang sibuk. Namun sayangnya, ada dampak negatif dari makanan cepat saji yang akan memengaruhi kesehatan.

Pasalnya, untuk menyajikan makanan dengan cepat, murah, dan konsisten, banyak restoran cepat saji berfokus pada proses dan efisiensi daripada menyajikan makanan yang berkualitas dan bergizi.

Namun, ahli diet Nancy Geib, RD, LDN mengatakan, sesekali menyantap makanan siap saji tidaklah masalah. Terlebih lagi, jika itu adalah pilihan satu-satunya.

Tetapi jika burger, kentang goreng, dan sandwich menjadi makanan utama dari pola makanmu, kebiasaan ini bisa berdampak serius pada kesehatan.

Pola makan yang tidak sehat meningkatkan kemungkinan terkena depresi, kanker, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan kondisi kronis lainnya.

Baca juga: Bahaya Junk Food yang Mengintai Kesehatan Kita

Apa yang dianggap makanan cepat saji?

Sejarah makanan cepat saji sudah ada sejak hampir seabad yang lalu, tetapi konsepnya benar-benar berkembang pesat selama tahun 1940-an dan '50-an.

Saat ini, sudah menjadi budaya pokok bahwa satu dari tiga orang Amerika makan makanan cepat saji setiap hari.

Di Indonesia sendiri, makanan cepat saji dari Amerika sudah menjamur dan menjadi salah satu pilihan masyarakat.

Untuk definisinya, makanan cepat saji adalah makanan yang diproses secara massal, diproduksi secara massal yang disiapkan dengan cepat - biasanya di atas panggangan, di penggorengan, atau di dalam microwave.

Restoran cepat saji juga menggunakan bahan-bahan tambahan khusus agar kamu terus menginginkan kentang goreng atau ayam goreng renyah olahan mereka.

Baca juga: Mengapa Junk Food Terasa Lezat di Lidah?

Mengapa makanan cepat saji buruk bagi kesehatan?

Ilustrasi makanan shutterstock Ilustrasi makanan
Makanan yang berbeda dapat memengaruhi setiap orang dengan cara yang berbeda, tetapi berikut ini beberapa hal yang mungkin terjadi pada tubuh, saat kamu mengonsumsi terlalu banyak makanan cepat saji.

1. Menaikkan tekanan darah

Banyak makanan cepat saji yang mengandung natrium, yang berfungsi sebagai pengawet dan meningkatkan rasa.

“Segala sesuatu yang diproses, dikemas atau dikotak akan mengandung natrium,” kata Geib.

Masalahnya, pola makan tinggi natrium diketahui dapat meningkatkan tekanan darah, yang memberi tekanan pada sistem kardiovaskular.

Seiring waktu, tekanan darah tinggi dapat mengeraskan atau mempersempit pembuluh darah, yang menjadi faktor risiko utama serangan jantung, stroke, dan gagal jantung.

Idealnya menurut American Heart Association, kebanyakan orang dewasa harus menjaga asupan garam di bawah 1.500 miligram per hari, meskipun rekomendasi saat ini mengizinkan hingga 2.300 miligram setiap hari.

Karena natrium sangat lazim dalam makanan cepat saji, kandungannya dapat bertambah dengan cepat.

Misalnya, satu cheeseburger saja sudah mendekati asupan yang disarankan setiap hari yakni, 1.500 miligram natrium. Begitu juga dengan potongan besar dada ayam goreng dengan kentang goreng.

Bahkan pilihan yang tampaknya lebih sehat, seperti sandwich gaya Italia, dapat berkontribusi lebih dari 1.000 miligram untuk asupan harianmu.

Baca juga: Asupan Garam Berlebih Memengaruhi Kesehatan Jantung

2. Membuatmu kembung

Makan makanan yang tinggi natrium, tinggi lemak, atau karbohidrat olahan (seperti roti) dapat membuatmu merasa kembung.

Dan, jika kamu minum soda bersamanya, sesuatu yang lazim dipadukan dengan makanan cepat saji, ini bisa memperburuk rasa begah di perut.

Kembung seharusnya hanya bersifat sementara, tetapi rasa ini bisa membuatmu merasa tidak nyaman.

Baca juga: 5 Tips Sederhana demi Hindari Perut Kembung

3. Meningkatkan kolesterol

Minyak dari kelapa sawit termasuk dalam minyak tinggi lemak yang mengandung lemak jenuh.

Sementara, mengonsumsi terlalu banyak lemak jenuh dapat meningkatkan LDL, atau kolesterol jahat, yang membuatmu berisiko terkena penyakit jantung.

The American Heart Association merekomendasikan bahwa tidak lebih dari 6% kalori harian berasal dari lemak jenuh. Jika kamu makan 2.000 kalori sehari, itu berarti sekitar 13 gram, atau jumlah yang ada dalam satu sandwich sarapan dengan isian bacon, telur, dan keju.

Baca juga: 3 Penyebab Utama Kolesterol Tinggi, Sudah Tahu?

4. Masalah pencernaan

Bagel, muffin, dan apa pun yang dilapisi tepung roti mungkin enak, tetapi semuanya adalah karbohidrat olahan yang kurang mengandung serat.

Padahal, mengonsumsi serat dalam jumlah cukup (25 hingga 35 gram sehari) membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan. Ini menurunkan risiko divertikulitis dan kondisi lain seperti tinja yang keras, sembelit, wasir dan hernia.

Serat makanan juga membantu bakteri baik di usus berkembang dan membuatmu merasa kenyang. Jika kamu sering mengonsumsi makanan cepat saji, kamu tak akan bisa memenuhi kebutuhan serat yang disarankan.

Baca juga: 4 Cara Makan Lebih Banyak Serat agar Tubuh Lebih Sehat

5. Bertambahnya berat badan

Karena rasanya yang enak di lidah, makanan cepat saji akan membuatmu makan dalam porsi yang banyak. Ini merupakan ekstra kalori yang akan menjadi timbunan lemak di tubuh.

Hal ini akan menyebabkan berat badanmu bertambah hingga beberapa kilogram.

Dan ketika kalori tersebut sebagian besar berasal dari karbohidrat proses tinggi, kamu mungkin akan merasa lapar lagi dalam waktu dekat, akibatnya, kalori makin menupuk pada tubuh.

Belum lagi gula yang terkandung di dalamnya yang menjadi penyebab utama obesitas. Gula tersembunyi di banyak makanan dan pelengkap makanan cepat saji. Seperti pada minuman dan saus.

Baca juga: Sering Makan Junk Food, Waspadai 13 Penyakit Berikut

6. Energi yang terkuras

Konsumsi karbohidrat olahan dan gula yang berlebihan menyebabkan lonjakan gula darah. Akibatnya, tubuh akan memproduksi lonjakan insulin untuk menurunkan gula darah dengan cepat. Siklus lonjakan dan benturan ini bisa membuatmu merasa cepat lelah.

Sementara itu, makanan seimbang dengan protein, lemak sehat, dan karbohidrat kaya serat membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna dan diserap oleh tubuh. Ini memperlambat pelepasan gula ke aliran darah, sehingga kamu akan mendapatkan energi.

Baca juga: Tak Cuma Obesitas, Makanan Tinggi Lemak dan Gula Picu Nyeri Otot

7. Memengaruhi mood

Saat mengonsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh, natrium, gula, dan karbohidrat olahan, kamu juga akan kehilangan nutrisi penting lainnya.

Dengan mengonsumsi makanan cepat saji, konsumsi sayur, dan buah tentu berkurang. Apalagi, dalam makanan cepat saji, sayuran yang disajikan hanya beberapa potongan selada dan tomat yang jumlahnya tentu tak bisa memenuhi keutuhan nutrisi harianmu.

Kekurangan nutrisi akan memengaruhi mood harianmu. Bila tak diatasi, kekurangan nutrisi bahkan bisa meningkatkan risiko depresi.

Baca juga: Bukan Junk Food, Ini Makanan untuk Perbaiki Mood

Ilustrasi pizza Amerika dengan roti tebal. SHUTTERSTOCK/www.petrovvladimir.ru Ilustrasi pizza Amerika dengan roti tebal.
Berikut adalah kandungan beberapa makanan cepat saji yang kerap kamu santap:

- Pizza

Tidak semua pizza adalah makanan yang tidak sehat. Ini tergantung toping dan apa yang ditambahkan.

Namun, kebanyakan pizza yang dijual mengandung bahan-bahan yang jika dikonsumsi berlebihan akan menimbulkan masalah kesehatan.

Rata-rata potongan pizza pepperoni misalnya, mengandung sekitar 680 miligram sodium, 12 gram lemak (termasuk 5 gram lemak jenuh) dan 300 kalori.

Baca juga: Mau Tahu, Berapa Kalori Pizza Per Potong?

- Burger dan kentang goreng

Burger dengan doble keju dan kentang goreng berukuran besar mengandung sekitar 1.200 kalori dan hingga 1.700 miligram natrium.

Jika kamu memakannya dengan minuman soda besar, kamu akan menambah 1.500 kalori untuk sekali makan.

Baca juga: Cara Membuat Burger yang Sehat dan Tetap Lezat

- Hot dog

Satu hotdog biasa tanpa bumbu mengandung lebih dari setengah asupan lemak jenuh harian yang direkomendasikan dan 33% dari asupan natrium harian.

- Ayam goreng

Hanya satu dada ayam goreng, mengandung 500 atau lebih kalori, 34 gram lemak, dan 1.200-plus miligram natrium.

Membuat pilihan makanan cepat saji yang lebih sehat

Sebenarnya, kamu bisa tetap mengonsumsi makanan cepat saji favorit tanpa merusak pola makanmu.

Carilah makanan dengan protein tanpa lemak, yang mengandung sayuran, dan serat, dan hindari makanan dengan porsi terlalu besar.

“Kamu dapat membuat pilihan berdasarkan informasi dengan melakukan penelitian untuk mengetahui kandungan nutrisi dari makanan cepat saji tertentu,” kata Geib.

“Semua restoran besar harus memiliki informasi itu secara online atau dapat memberikannya kepadamu di restoran, jika kamu bertanya,” imbuhnya.

Baca juga: 4 Cara Lebih Sehat Makan Mi Instan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com