Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/02/2021, 16:11 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Jika kita kembali ke era 90-an, maka akan terlihat bagaimana telur menjadi semacam menu wajib bagi para binaragawan pasca-latihan.

Ternyata, kini ada penelitian lanjutan yang hendak membuktikan betapa bergunanya telur utuh -termasuk kuning telur untuk membangun otot.

Ya, kuning telur. Sebab pemahaman yang ada selama ini adalah, hanya putih telur yang kaya protein dan mampu membantu membangun otot.

Baca juga: 4 Manfaat Kuning Telur yang Sayang Dilewatkan

Padahal, dalam kenyataannya tidak demikian.

Ada sebuah penelitian bertajuk "Comparison of Whole Egg v. Egg White Ingestion during 12 Weeks of Resistance Training on Skeletal Muscle Regulatory Markers in Resistance-Trained Men."

Hasil penelitian ini dimuat dalam The British Journal of Nutrition, dan U.S. National Library of Medicine.

Disebutkan, para ilmuwan mengambil responden dari kelompok pria muda, yang diminta untuk melakukan latihan angkat beban selama 12 minggu.

Salah satu kelompok diwajibkan menyantap tiga butir telur utuh seusai latihan.

Lalu, kelompok lainnya menyantap makanan yang kaya protein, atau setara dengan enam putih telur.

Setelah 12 minggu berlalu, para peneliti lantas memeriksa ukuran otot, kekuatan dan komposisi tubuh para responden.

Baca juga: Kuning Telur Versus Putih Telur, Manakah yang Lebih Sehat?

Ternyata, dari pengukuran tersebut, didapati sejumlah penanda regulasi otot yang secara statistik serupa antar kedua kelompok.

Namun demikian, penanda ini sangat sulit diubah, terutama pada atlet angkat besi yang terlatih, dan melakukan eksperimen hanya dalam tempo 12 minggu.

Selanjutnya, jika dilihat lebih dekat, -ternyata, setiap penanda "menyukai" seluruh kelompok telur -baik kuning, maupun putihnya. Hal ini terlihat dari ukuran efek ukuran yang layak.

Disebutkan, faktor pertumbuhan fibroblast-2 sedikit lebih tinggi. Follistatin juga lebih tinggi.

Lalu, myostatin, sebagai penghambat pertumbuhan otot, juga turun lebih banyak pada kelompok telur utuh, yang tentu saja menjadi temuan yang baik.

Sebab, semakin sedikit myostatin yang kita miliki, semakin banyak potensi pertumbuhan otot yang mungkin terjadi. 

Di luar tingkat sel, bahkan ada kecenderungan yang lebih jelas bahwa kelompok telur utuh memperoleh lebih banyak otot.

Baca juga: Manfaat Latihan Kekuatan Otot untuk Ibu Hamil

Mereka memiliki kekuatan ekstensi tungkai yang lebih baik, kekuatan cengkeraman, kekuatan anaerobik, kadar testosteron, dan lemak tubuh bagian bawah.

Semua manfaat ini berasal dari makan telur utuh.

Apa Artinya?

Kuning telur adalah tempat di mana banyak nutrisi pembentuk otot dan peningkat kesehatan utama berada.

Alasan utama di balik efek anabolik ini adalah ancaman dari kolesterol dalam makanan.

Telur utuh, dikenal memiliki jumlah kolesterol yang tidak proporsional relatif terhadap kandungan kalorinya.

Tapi, kolesterol makanan juga merupakan salah satu zat yang paling disalahpahami.

Lecerf dalam "Dietary Cholesterol: from Physiology to Cardiovascular Risk" mengupas pembahasan tentang topik ini.

Disebutkan, orang kerap salah mengira itu adalah kolesterol darah, yang sebenarnya tidak memiliki korelasi dengan kolesterol yang dikonsumsi.

Tubuh mengatur kolesterol darah secara memadai berdasarkan asupan nutrisi dari makanan.

Jadi tujuan pemuatan kolesterol bukanlah mencoba untuk menyumbat darah. Mekanismenya ada di dalam sel otot.

Baca juga: Benarkah Diet Intermiten Mengurangi Massa Otot?

Seperti yang juga dikatakan Dr. Andy Galpin, salah satu penulis studi ini, "Kolesterol lipid tidak relevan di sini. Kita sedang memainkan permainan sinyal."

Kolesterol makanan bersama dengan mikronutrien lain seperti folat dalam kuning telur menandakan pertumbuhan otot. Maka, lebih banyak secara umum lebih baik.

Demikian disimpulkan Chang Woock Lee dalam "Dietary Cholesterol Affects Skeletal Muscle Protein Synthesis Following Acute Resistance Exercise."

Ini berarti pola makan vegan akan selalu lebih rendah untuk urusan hipertrofi dibandingkan dengan pola makan yang memperbolehkan produk hewani.

Meskipun kita dapat mencocokkan protein dan asam amino dengan sumber nabati, hanya sumber hewani yang mengandung kolesterol makanan.

Dari sumber hewani di toko grosir, beberapa makanan laut seperti udang dan sarden memiliki jumlah kolesterol yang cukup, tetapi tetap tidak bisa menyaingi telur utuh.

Telur juga murah dan nyaman, serta mudah didapatkan, bukan?

Berapa banyak harus dimakan?

Untuk kaum perempuan disarankan untuk setidaknya menyantap dua butir telur sehari. Sedangkan pria, bisa menyantap empat butir sehari. 

Baca juga: Rekor Dunia, Jatuhkan Telur dari Ketinggian 9,2 Meter Tanpa Pecah

Selanjutnya, kita dapat menyesuaikan asupan tersebut berdasarkan preferensi dan kebutuhan kalori.

Tetapi pada akhirnya, kesimpulan utamanya adalah ini, jangan membuang kuning telur dan jangan takut akan kolesterol makanan jika kita ingin memaksimalkannya untuk tubuh. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com