Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/02/2021, 16:08 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Jika kita terdengar sedikit serak atau mengalami sakit tenggorokan, mungkin kita sedang mengalami gejala flu.

Namun, di saat kita mengalami refluks asam atau mulas, hingga nyeri seperti terbakar di dada, maka mungkin kondisi itu menunjukkan gejalan penyakit gastro-esophageal reflux, atau dikenal dengan sebutan Gerd.

Gerd bukan disebabkan oleh virus, tetapi karena adanya masalah pada otot katup — sfingter esofagus bagian bawah.

Baca juga: Penyakit Gerd Bisa Berkembang Jadi Kanker Esofagus, Apa Itu?

Otot itu mengontrol jalan antara kerongkongan dan lambung. Ketika tidak menutup sepenuhnya, asam lambung dan makanan mengalir kembali ke kerongkongan.

Refluks asam juga dapat menyebabkan sakit tenggorokan dan suara serak dan dapat meninggalkan rasa tidak enak di mulut.

Ketika refluks asam menghasilkan gejala kronis, maka saat itulah kita disebut sebagai pengidap gangguan refluks gastro-esofagus, atau Gerd tadi.

Seperti disebutkan di atas, gejala Gerd yang paling umum adalah mulas —nyeri di perut bagian atas dan dada yang terkadang terasa seperti serangan jantung.

Tiga kondisi — pembersihan makanan atau asam yang buruk dari kerongkongan, terlalu banyak asam di perut, dan pengosongan perut yang tertunda — berkontribusi pada refluks asam.

Demikian penjelasan Dr. Jacqueline Wolf, ahli gastroenterologi dan profesor kedokteran di Harvard Medical School, Boston, Massachusetts, Amerika Serikat.

Baca juga: Agar Tak Kambuh, Jam Berapa Pengidap Gerd Harus Makan Malam?

Wolf juga penulis buku A Woman's Guide to a Healthy Stomach: Taking Control of Your Digestive Health. .

Nah, jika kita sudah berulang kali mengalami mulas — atau gejala refluks asam lainnya —maka ada sejumlah cara non obat yang bisa dipakai untuk mengatasi keadaan tersebut.  

1. Makan terukur dan perlahan

Saat perut sangat penuh, bisa terjadi lebih banyak refluks ke kerongkongan. Mungkin kita selalu makan sesuai jadwal, metode makan sering dengan porsi kecil sepertinya dapat membantu.

Tips ini disebut mampu membantu pada penderita Gerd untuk mengendalikan serangan asam lambung, daripada makan besar tiga kali sehari.

2. Hindari makanan tertentu

Orang dengan refluks asam memang harus meninggalkan makanan tertentu yang dikenal sebagai pemicunya.

Sejumlah makanan yang berpotensi memicu refluks antara lain mint, makanan berlemak, makanan pedas, tomat, bawang merah, bawang putih, kopi, teh, coklat, dan alkohol.

Jika kita makan salah satu dari makanan tersebut secara teratur, maka kita dapat mulai mencoba mengontrolnya, dan melihat perkembangannya pada tubuh.

Baca juga: 4 Cara Pintar Minum Kopi untuk Penderita Gerd, tanpa Takut Mulas

Dengan cara demikian, kita dapat memetakan satu per satu makanan mana yang memicu Gerd pada tubuh kita.

3. Hindari minuman berkarbonasi

Jenis minuman semacam ini memicusendawa, yang mengirimkan asam ke kerongkongan. Minumlah air biasa, sebagai pengganti air soda semacam ini. Itu akan jauh lebih baik.

4. Tidak tidur setelah makan

Saat berdiri, atau bahkan duduk, gravitasi cukup membantu menjaga asam di perut berdiam pada tempatnya.

Selesaikan makan tiga jam sebelum tidur. Aturan ini juga berarti melarang kita tidak untuk tidur siang setelah makan siang, dan tidak ada makan malam tamabahan atau camilan tengah malam.

5. Jangan bergerak terlalu cepat

Hindari olahraga berat selama beberapa jam setelah makan.

Jalan-jalan setelah makan malam boleh saja, tetapi olahraga yang lebih berat, terutama jika melibatkan gerakan membungkuk, dapat mengirim asam ke kerongkongan.

Baca juga: Bayi Juga Bisa Alami Gerd, Ini 10 Gejalanya

6. Tidur pada posisi miring (incline)

Idealnya, kepala harus berada 15-20 centimeter lebih tinggi dari kaki. Kita dapat melakukannya dengan menggunakan undakan bantal di kasur.

Coba gunakan bantalan busa untuk tubuh bagian atas. Tapi, jangan mencoba membuat tumpukan bantal.

Sebab, tumpukan tidak akan memberikan topangan yang sama di sepanjang punggung, seperti yang kita butuhkan. 

7. Menurunkan berat badan 

Berat badan yang meningkat menyebarkan struktur otot yang menopang sfingter esofagus bagian bawah, menurunkan tekanan.

Kondisi inilah yang juga bisa memicu munculnya refluks dan mulas.

Baca juga: Bisakah Gerd Disembuhkan?

8. Berhenti merokok

Nikotin dapat mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah. Jadi, berhentilah merokok.

9. Periksa obat

Beberapa obat-obatan — termasuk estrogen pascamenopause, antidepresan trisiklik, dan obat penghilang rasa sakit anti-inflamasi — dapat mengendurkan sfingter.

Sementara, jenis lainnya — terutama bifosfonat seperti alendronate (Fosamax), ibandronate (Boniva), atau risedronate (Actonel), yang digunakan untuk meningkatkan kepadatan tulang— bisa mengiritasi kerongkongan.

Jadi periksalah dengan seksama obat-obatan yang selama ini kita konsumsi, lalu berkonsultasilah dengan dokter tantang hal tersebut.

Baca juga: Catat, Ini Menu Sarapan yang Harus Dihindari Penderita Gerd

Juga, jika langkah-langkah di atas tidak efektif atau nyeri hebat tetap terjadi, artinya kita sudah memerlukan pertolongan medis yang lebih intensif.

Kita juga mungkin sudah memerlukan obat khusus untuk mengontrol refluks, sejalan dengan perubahan gaya hidup. 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com