KOMPAS.com - Saat duduk di bangku sekolah dulu, kita mungkin tidak secara langsung mendapat pelajaran mengenai cara bersosialisasi atau mengungkapkan emosi.
Namun di era sekarang, banyak sekolah yang memberi pelajaran terkait emosi kepada murid-muridnya.
Peneliti dari University of Cambridge, Inggris meneliti apa yang terjadi ketika kita memadukan pembelajaran sosial dan emosional dengan pekerjaan akademis yang konvensional.
Dua pengajar di universitas tersebut, Bill Nicholl -dosen ilmu desain dan teknologi, serta Helen Demetriou -dosen psikologi dan pendidikan, bekerja sama membuat inisiatif baru.
Inisiatif tersebut diberi tajuk "Designing Our Tomorrow."
Baca juga: Latih Keterampilan Empati Anak dengan Bermain Boneka
Keduanya menciptakan dan mengawasi sebuah studi, di mana para murid di salah satu sekolah di London, menjalani satu tahun kurikulum yang menggabungkan empati ke dalam tantangan desain.
Para murid diminta merancang sebuah paket pengobatan asma untuk anak-anak.
Rencana pelajaran itu mencakup perincian tentang bagaimana melakukan pengobatan asma dan alat yang dibutuhkan.
Tak lupa, didalami pula peluang untuk memahami dimensi emosional dari orang yang hidup dengan asma.
Paket yang terpilih sebagai pemenang mencakup desain monyet dan material beraroma pisang
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.