Jika ingin sesekali mencobanya, pastikan mengetahui batasannya agar tidak malah mengundang konflik.
Dalam ranah profesional, roasting tidak seharusnya bersifat rasis atau isu sensitif lainnya.
Namun, jika dilakukan dalam lingkup pertemanan dekat, Hart menerapkan enam aturan dasar antara lain:
Saah satu aturan dasar ketika me-roasting teman adalah jangan menghina pacarnya. Jika dilakukan, maka hal ini menjadi berlebihan dan dapat merusak hubungan pribadi.
Baca juga: Kiky Saputri Merasa Tak Enak Hati gara-gara Ceritakan Artis Tak Mau Di-roasting
Fokuslah pada perilaku kenalan kita dan bukan pada kekasihnya. Bahkan meskipun penampilan atau pun sikap dari kekasihnya begitu menggoda untuk diejek, jangan pernah mengungkit hal itu.
Roasting tidak mengasyikkan jika tidak membahas soal kehidupan romansa terdahulu atau mantan pacar.
Namun Hart menyarankan hanya melakukan ini hanya jika sudah tak ada kemungkinan pasangan itu bakal kembali bersama.
Pasalnya ini bisa memicu rasa tidak nyaman jika saat kita menjadikan seseorang objek lelucon dan beberapa waktu kemudian berstatus sebagai pacar teman.
Kesalahan masa muda, baik penampilan atau karier, adalah objek yang sering diungkit dalam materi roasting.
Hart menilai ini sangat wajar dilakukan dan bisa dijadikan bahan tertawaan bersama.
Timing adalah kunci untuk membuat bahan roasting tidak disalahartikan sebagai hinaan.
Jangan lakukan hal ini jika objek sedang dalam masa yang buruk misalnya berduka atau putus dengan pacarnya.
Baca juga: Cerita Kiky Saputri soal Artis yang Tolak Dilakukan Roasting
Selain itu, punchline yang tepat juga bisa dijadikan sebagai elemen kejutan.
Sesuatu yang tidak terduga bisa menjadi sangat lucu dan menghibur khususnya dengan penyampaian dan waktu yang tepat.
Roasting yang paling mudah dilakukan adalah dengan menjadikan diri sendiri sebagai objek. Tentu saja ini karena kita memahami benar di mana batasannya.