Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/03/2021, 07:52 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Kita mungkin sangat menyadari bahwa pola makan vegan memiliki manfaat kesehatan yang tak terhitung jumlahnya.

Namun tak hanya soal penurunan risiko penyakit jantung dan diabetes, sebuah studi baru yang dilakukan di Inggris menunjukkan, diet vegan mampu meningkatkan kesuburan.

Baca juga: 5 Makanan Khas Indonesia untuk Diet Vegan ala Sophia Latjuba

Lantas, bagaimana pola makan tanpa daging ini bisa memengaruhi satu aspek tersebut? 

Sudah menjadi rahasia umum, jika berat badan memainkan peran yang besar dalam aspek kesuburan. 

Tingkat obesitas yang meroket dalam beberapa dekade terakhir, pun pada akhirnya berpengaruh besar pada kesuburan.

Pola makan nabati secara alami memiliki lebih sedikit lemak dibandingkan dengan daging. Sehingga, para ilmuwan menyarankan untuk mengurangi produk hewani untuk mendatangkan manfaat kesehatan. 

Di sisi lain, pola makan vegan dipercaya meningkatkan kesuburan dengan antioksidan, protein nabati, dan vitamin lainnya.

Baca juga: Tren Vegan dalam Produk Skincare, Apa Kelebihannya?

Buah dan sayur yang mengandung antioksidan juga membersihkan senyawa berbahaya yang dapat merusak selaput sperma.

Sebab, selaput sperma yang rusak, menyebabkan hingga 80 persen kasus subfertilitas pada pria.

“Pria yang makan banyak daging dan produk susu berlemak memiliki kualitas sperma yang jauh lebih buruk daripada mereka yang makan banyak buah-buahan, sayuran dan produk susu rendah lemak.”

Demikian diungkapkan peneliti kesuburan Dr. Jaime Mendiola kepada Plant Based News.

"Orang yang makan lebih banyak buah dan sayuran mengonsumsi lebih banyak antioksidan dan ini adalah poin penting," lanjut dia.

Baca juga: Jaga Kesehatan Tulang Ketika Diet Vegan

Kandungan seng juga berperan dalam produksi sperma - yang bisa berasal dari makanan seperti tempe, tahu, dan quinoa.

Lalu, Sebuah studi di Harvard School of Public Health juga menunjukkan ketidaksuburan ovulasi hampir 40 persen lebih mungkin terjadi pada wanita yang makan lebih banyak protein hewani.

Angka itu jauh lebih besar dibandingkan dengan wanita vegan yang mendapatkan sebagian besar protein dari kacang-kacangan, kedelai, dan kacang-kacangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com