Detak jantung yang cepat bisa membuat kita pusing dan sesak napas, atau dada berdebar-debar.
Biasanya, takikardia yang terjadi sebagai respons terhadap stres emosional dan hanya berlangsung beberapa menit tidaklah berbahaya.
Tetapi jika itu sering dirasakan, atau kita memiliki kemungkinan gejala serangan jantung, carilah perawatan medis.
Serangan panik memicu serangan jantung
Serangan panik tidak menyebabkan serangan jantung, tapi bisa saja terjadi. Stres emosional berperan dalam kedua kondisi tersebut.
"Serangan panik dan serangan jantung dapat terjadi selama atau setelah situasi stres," ucap Miller
"Tapi seringkali, orang mengalami serangan panik daripada serangan jantung sebagai respons terhadap tekanan emosional."
Orang yang mengalami kecemasan, depresi, atau stres kronis memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah jantung. Stres kronis dapat memicu tekanan darah tinggi, yang meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Baca juga: 3 Alasan Orang yang Hobi Masak Lebih Jarang Stres
Memerhatikan tanda halus serangan jantung
Serangan jantung bisa datang begitu saja. Namun dalam berbagai kasus, nyeri dada akibat penyakit jantung, yang dikenal sebagai angina, muncul beberapa hari atau minggu sebelum serangan jantung.
"Gejalanya hilang. Rasa sakitnya bertambah parah, atau Anda sedikit tidak nyaman. Kemudian serangan jantung menyerang. Tanda-tanda awal ini sulit diidentifikasi."
Serangan jantung adalah kondisi darurat medis, sedangkan serangan panik tidak. Tetapi dengan gejala yang mirip, agak sulit bagi kita untuk membedakannya.
Oleh karena itu, apabila kita mengalami nyeri dada atau gejala lainnya dan tidak yakin apakah itu serangan jantung atau serangan panik, segera cari bantuan medis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.