KOMPAS.com - Spanking alias metode memukul bokong anak dipandang sebagai cara orangtua untuk mendisiplinkan anak.
Banyak orangtua di masa lalu menerapkannya untuk mengajarkan pentingnya bersikap baik.
Biasanya dilakukan pada anak di bawah usia lima tahun yang belum mudah diajak berkomunikasi mendalam.
Hanya saja, metode ini kini dianggap tak lagi efektif dan malah memberikan banyak dampak buruk.
Baca juga: Perhatikan Cara Mendidik, Anak Akan Ikuti Perilaku Orangtua
Tak heran pro dan kontra penerapannya masih terus terjadi seakan tak ada habisnya.
Beberapa berpendapat, spanking tergolong dalam hukuman fisik ringan pada anak, mirip dengan menjewer atau mencubit.
Sebaliknya, ada yang beranggapan ini merusak emosional anak dan membuat mereka berperilaku agresif.
Pada dasarnya, metode parenting merupakan hal yang sangat pribadi. Terlebih lagi, semua orangtua pasti bertujuan baik untuk anaknya.
Karena itu, ada baiknya sebelum memutuskan untuk menerapkan metode spanking, ketahui dulu plus dan minus-nya seperti di bawah ini.
Dikutip dari Health Line, penelitian University of Texas menunjukkan spanking terasa bagaikan pelecehan terhadap anak.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.