Sederhananya, kata "hati-hati!" akan memberikan batasan bagi anak untuk berkembang.
Selain itu, jika orangtua mengatakan "hati-hati!" terlalu sering, maka akan ada keraguan dan kecemasan di dalam diri anak.
Satu studi yang dilakukan oleh tim di Macquarie University menemukan, anak yang menerima isyarat fisik dan verbal seperti "hati-hati!" dari orangtua lebih mungkin mengembangkan gangguan kecemasan di masa depan.
Baca juga: Ayo Perkenalkan Permainan Tradisional agar Anak Lebih Sehat
Ganti dengan kata-kata lain
Daripada mengingatkan anak dengan kata "hati-hati!" saat anak mencoba main perosotan atau jungkir balik, kita bisa menggunakan kata-kata yang sifatnya mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak.
Josee Bergeron, penulis di Backwoods Mama mengatakan ada banyak frasa berbeda yang bisa digunakan orangtua untuk anak yang mendorong kesadaran tanpa membatalkan pengambilan risiko.
Ia mencontohkan beberapa frasa seperti "perhatikan bagaimana itu", "apakah kamu melihat itu", atau "bisakah kamu mendengarnya" untuk mengingatkan anak yang sedang bermain.
Dengan frasa tersebut, anak bisa menyadari kemungkinan adanya bahaya lewat cara yang mendorong anak untuk berpikir dan bertindak secara mandiri.
Frasa yang dicontohkan oleh Bergeron tidak mendorong anak untuk merasa ragu atau menghalangi keinginan anak melakukan eksplorasi.
Sebaliknya, frasa tersebut mendorong rasa ingin tahu dan mengajarkan anak bagaimana menyadari kondisi lingkungan di sekitarnya.
Baca juga: 6 Manfaat Bermain bagi Anak, dari Fisik hingga Emosional
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.