Kompas.com - 12/05/2021, 16:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Today

KOMPAS.com - Lebih dari lima tahun yang lalu, seorang perempuan bernama Michelle Carvalho pernah mengikuti permainan zip line bersama putranya.

Kala itu, dia  mengalami kesulitan untuk mendaki ke titik awal. Menjelang usianya yang ke-40 tahun saat itu, Carvalho merasa sudah sangat lelah dan tidak bugar.

Dia lantas berpikir untuk mulai mengadopsi beberapa perubahan gaya hidup yang lebih sehat.

Baca juga: Hindari, 5 Kesalahan Olahraga yang Bikin Kacau Penurunan Berat Badan

"Pendakian itu seperti membunuh saya dan enam bulan lagi saya akan berusia 40 tahun."

"Jika saya tidak melakukan sesuatu sekarang, itu hanya akan menjadi semakin sulit dan lebih buruk," kata dia kepada Today.

"Jadi, saya akhirnya membuat rencana. Lalu, saya menemukan seseorang untuk melatih saya dengan angkat beban," sambung dia.

Memulai gaya hidup sehat

Sepanjang hidupnya, Carvalho berjuang melawan berat badannya. Dia akan selalu mengurangi berat badannya dan kemudian mendapatkannya kembali.

Kali ini, dia ingin menciptakan kebiasaan yang bisa dipertahankan selama bertahun-tahun dan dekade yang akan datang.

Awalnya, dia mulai makan diet ketogenik, diet rendah karbohidrat, protein sedang, dan lemak.

Tetapi, Carvalho tidak melacak apa yang dikonsumsi, sehingga dia menjadi kekurangan asupan makanan.

"Diet itu sempat berhasil sampai akhirnya saya mulai mengidam dan makan sebanyak-banyaknya. Ini mengacaukan pola makan saya," kata dia.

Belajar dari pengalaman dietnya, Carvalho kemudian belajar tentang makronutrien, di mana dia menghitung gram lemak, karbohidrat, dan protein yang dia makan.

Baca juga: 4 Efek Ampuh Kopi untuk Turunkan Berat Badan

Hal itu membantunya menurunkan berat badan tambahan dan mempertahankan penurunannya dengan lebih baik.

Mengikuti latihan beban

Pada saat yang sama, dia juga menemukan pelatih angkat besi dan belajar cara angkat beban.

"Latihan beban telah menjadi hal yang konsisten dan saya menemukan bahwa saya menyukainya."

"Seiring bertambahnya usia, membangun otot dan menjaga massa otot itu penting," ungkap dia.

Dia mengatakan, banyak wanita menolak gagasan mengangkat beban karena mereka merasa itu akan membuat tubuh mereka terlalu besar.

Tapi, menurut dia, itu hanyalah mitos.

"Untuk mendapatkan otot di tubuh benar-benar sulit. Tidak mungkin kita menjadi terlalu besar. Saya memiliki otot dan tidak terlihat besar," ujar dia.

Kendati demikian, perubahan pola makan dan latihan beban ini telah membantu Carvalho menurunkan berat badan sekitar 40 kilogram selama lima tahun.

Beratnya sekarang sekitar 68 kilogram, dan dia telah berhasil mempertahankannya. Sebelumnya berat badan awal Carvalho berkisar antara 104-108 kilogram.

Latihan beban tidak hanya mengubah penampilannya saja, tetapi juga membuatnya lebih menghargai kekuatan dan kepercayaan dirinya, serta membantu hidupnya menjadi lebih sehat.

Belum lama ini, putri Carvalho juga ikut melakukan latihan beban.

"Ketika saya pertama kali mulai, dia tertarik pada perubahan pinggul saya. Setelah hanya bisa menonton, sekarang dia juga mengikuti saya," kata dia lagi.

Carvalho pun membagikan sarannya kepada orang lain yang tertarik untuk menurunkan berat badan atau menerapkan kebiasaan sehat sebagai berikut ini.

Baca juga: Menu Makan 7.000 Kalori Mark Walhberg untuk Tambah Berat Badan 13 Kg

Tidak pernah terlalu tua

Bagi Carvalho, kita tidak pernah terlalu tua untuk mengubah kebiasaan hidup yang lebih sehat.

"Saya memulainya untuk yang ke-100 kalinya pada usia 39 tahun, tetapi sudah lebih dari lima tahun dan saya masih melakukannya," terangnya.

"Maka, saya bilang tidak pernah terlalu tua untuk memulainya. Tidak ada kata terlambat," lanjut dia.

Gunakan timbangan sebagai data

Terkadang, timbangan menunjukkan sesuatu yang tidak ingin dilihat orang dan itu juga terjadi pada Carvalho.

Tapi dia menggunakan apa yang dia pelajari dari timbangan untuk mengubah kebiasaannya, alih-alih menganggapnya jadi beban pribadi.

"Fluktuasi itu normal. Jadi sekarang saya lihat itu sebagai data karena dulu mempengaruhi mood saya," ujar dia.

Mencoba lagi

Ketika Carvalho mencapai dataran tinggi, dia ingat bagaimana rasanya tidak bisa mendaki ke zip line bersama putranya.

Hal itu membuatnya tetap termotivasi untuk secara konsisten mencoba lagi dan lagi.

"Bersabarlah. Kita pasti akan mengalami hari-hari di mana kita terjatuh, tetapi orang-orang yang bangkit dan mencoba lagi yang akan berhasil," imbuh dia.

Sumber Today

komentar di artikel lainnya
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com