Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mana Lebih Baik, Bernapas Melalui Hidung atau Mulut?

Kompas.com - 05/06/2021, 20:13 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Manusia bernapas melalui hidung, di mana prosesnya adalah menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.

Namun terkadang kita juga bernapas lewat mulut dalam keadaan tertentu, seperti hidung yang tersumbat atau kelelahan sehabis berolahraga.

Hidung dan mulut sama-sama bisa digunakan untuk bernapas. Namun, keseringan bernapas melalui mulut dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius.

Shawn Nasseri, MD, pakar otorinolaringologi sekaligus ahli bedah telinga, hidung, dan tenggorokan di Beverly Hills, California, Amerika memaparkan lebih jauh mengenai proses pernapasan melalui hidung dan mulut.

Tubuh akan "memilih" hidung sebagai organ utama untuk bernapas. Namun saat udara tidak dapat melewati hidung, tubuh akan menggunakan mulut untuk menerima oksigen, terang Nasseri.

1. Pernapasan melalui hidung memberikan keuntungan

"Hidung adalah alat pernapasan utama, karena menghasilkan oksida nitrat, yang meningkatkan kemampuan paru-paru untuk menyerap oksigen," kata Nasseri.

Oksida nitrat hanya diproduksi dalam jumlah kecil ketika kita bernapas melalui hidung.

Tetapi, oksida nitrat berperan penting dalam banyak proses biologis, termasuk mengatur kekebalan, tekanan darah, neurotransmisi, dan homeostasis atau menjaga keseimbangan tubuh.

Bernapas melalui hidung akan memberikan tiga manfaat bagi kita, menurut Nasseri.

Ketiga manfaat itu adalah:

  •  Penyaringan

Saat kita bernapas melalui hidung, maka hidung menyaring banyak patogen seperti bakteri jahat, virus, dan jamur, alergen (serbuk sari, bulu hewan peliharaan), dan polusi udara seperti debu, kotoran, dan aerosol.

  • Mengatur suhu tubuh

Dengan bernapas melalui hidung, hidung akan menyesuaikan suhu udara sebelum mencapai paru-paru kita, sehingga energi dan suhu tubuh kita terjaga.

Paru-paru yang memiliki suhu terlalu dingin atau terlalu panas akan lebih sulit bekerja dan membutuhkan energi ekstra dari tubuh kita.

  • Menjaga kelembapan

Paru-paru yang lembap adalah paru-paru yang sehat, dan metode pernapasan menggunakan hidung akan menjaga kelembapan pada udara yang dihirup.

Sementara itu, bernapas melalui mulut akan membuat tubuh kita bekerja lebih keras dan menggunakan lebih banyak cairan untuk mengatur udara ke tingkat kelembapan yang sesuai.

"Ketika Anda bernapas melalui mulut, paru-paru memiliki waktu yang jauh lebih lama untuk mendapatkan oksigen dari udara dan melepaskan karbon dioksida dari tubuh," catat Nasseri.

"Agar dapat bekerja sebaik mungkin, paru-paru membutuhkan udara yang bersih, lembap, dan suhu udara disesuaikan dengan suhu tubuh."

Baca juga: Bernafas Melalui Hidung Bikin Ingatan Lebih Baik

2. Pernapasan hidung bermanfaat bagi fisik dan mental

Selain memudahkan paru-paru mendapatkan udara yang disaring, lembap, dan memiliki suhu yang tepat, bernapas melalui hidung menawarkan manfaat lainnya, yaitu:

  • Mengurangi stres

"Alat nomor satu untuk mengendalikan stres dan kecemasan saya adalah taktik kuno pernapasan prana," kata Ben Greenfield, ahli fisiologi olahraga dan pelatih performa manusia.

Ia juga mantan atlet triatlon kompetitif dan menulis 17 buku tentang kebugaran.

"Saya pikir solusi terbaik ini cuma-cuma, dan tidak ada yang semanjur latihan pernapasan untuk meningkatkan kemampuan seseorang agar bisa mengelola respons stres."

Salah satu hal menarik dari pernapasan hidung adalah, metode ini akan merangsang saraf vagus kita, menurut Greenfield.

Saraf vagus adalah saraf terpanjang di tubuh manusia, yang berada dari batang otak hingga perut bagian bawah.

Fungsi saraf vagus adalah mengatur sistem saraf parasimpatis, serta respons tubuh untuk beristirahat dan mencerna makanan.

Singkatnya, merangsang saraf vagus dengan bernapas melalui hidung membantu kita untuk merasa rileks dan tenang.

  • Menurunkan risiko penyakit mental dan fisik

Menurunkan tingkat stres dapat memperbaiki kesehatan untuk jangka panjang, karena stres kronis memicu rangkaian penyakit mental dan fisik.

"Sebuah penelitian menunjukkan bahwa merangsang saraf vagus membantu menurunkan tekanan darah, mengurangi depresi dan kecemasan, mengurangi peradangan, dan melindungi tubuh dari beberapa penyakit kronis."

"Semua itu tidak menggunakan obat-obatan," tambah Greenfield.

  • Memperbaiki daya ingat

Bernapas melalui hidung juga dapat meningkatkan daya ingat kita.

Satu studi yang dimuat ke dalam Journal of Neuroscience pada 2018 mengungkapkan, metode pernapasan hidung akan menghasilkan peningkatan kemampuan untuk menyimpan dan memproses ingatan baru.

Baca juga: Yuk, Pelajari Teknik Bernapas yang Lebih Sehat

Bernafas dengan benar akan membuat Anda lebih sehatAntonioGuillem Bernafas dengan benar akan membuat Anda lebih sehat
3. Dampak negatif bernapas melalui mulut

Jika kita mengalami sinus, alergi, atau masalah lain pada hidung, bernapas lewat mulut adalah satu-satunya pilihan.

Namun jika kita hanya mengandalkan mulut sebagai organ utama untuk bernapas, akan timbul masalah fisik, medis, emosional, dan sosial, jelas Nasseri.

"Metode pernapasan mulut yang dilakukan setiap saat dapat menyebabkan perubahan kadar karbon dioksida dan oksigen dalam aliran darah, yang memicu masalah di seluruh tubuh."

  • Sleep apnea

Ditambahkan Nasseri, sleep apnea atau gangguan tidur akibat pernapasan yang tidak teratur memiliki kaitan dengan kebiasaan bernapas melalui mulut.

Sleep apnea dapat menyebabkan kita bernapas melalui mulut, dan pernapasan mulut membuat kita mengalami sleep apnea.

Kondisi ini dikaitkan dengan masalah kesehatan termasuk peningkatan berat badan, penyakit jantung, dan depresi.

  • Sakit tenggorokan

Jika kita bernapas melalui mulut, bagian mulut dan tenggorokan akan lebih kering dan mengalami iritasi atau nyeri.

  • Kelelahan

Bernapas melalui mulut saat tidur di malam hari akan menurunkan kualitas tidur kita, dan membuat kita kurang tidur.

Temuan itu didapat dari studi di tahun 2011 yang dimuat ke dalam jurnal Sleep Medicine Review.

  • Kabut otak (brain fog)

Kurang tidur atau oksigen dan karbon dioksida yang tidak seimbang di dalam darah membuat kita bernapas melalui mulut.

Hal ini menyebabkan gangguan pada otak kita yang disebut brain fog atau kabut otak, di mana kita mudah lupa dan merasakan kebingungan.

  • Alergi dan asma bertambah parah

Ketika orang yang memiliki gangguan pernapasan seperti alergi dan asma bernapas melalui mulut, maka gejala dari gangguan pernapasan tersebut akan semakin memburuk.

Sayangnya, kedua kondisi itu menyebabkan kita kesulitan bernapas melalui hidung lantaran terjadi penyumbatan.

Baca juga: 8 Manfaat Pernapasan Perut untuk Kesehatan

4. Pernapasan mulut juga mengganggu kesehatan mulut

Metode pernapasan mulut bisa berefek buruk pada kesehatan mulut, yang akhirnya memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan kita secara keseluruhan.

Begitu pemaparan Brian Harris, DDS, dokter gigi yang berpraktik di Scottsdale, Arizona, AS.

"Pernapasan mulut dapat mengeringkan gigi dan jaringan mulut, yang menyebabkan masalah pada gigi dan mulut Anda," sebut dia.

"Air liur menghidrasi gigi dan jaringan mulut, yang membantu mencegah masalah tersebut."

Jika kita terpaksa bernapas melalui mulut karena hidung bermasalah, sebaiknya kita berkonsultasi dengan dokter gigi.

Dokter gigi dapat membantu mencegah efek samping dari pernapasan mulut, dan memberikan rekomendasi perawatan terbaik untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.

Bernapas melalui mulut dapat membuat mulut kering. Kondisi ini akan mengarah pada berbagai konsekuensi, seperti:

  • Kerusakan gigi

"Bernapas lewat mulut cenderung menumpuk lebih banyak plak pada gigi dan meningkatkan kadar Streptococcus mutans, bakteri yang menyebabkan kerusakan gigi," ujar Harris.

Kerusakan gigi dapat menyebabkan gigi sakit dan sensitif, gigi berlubang, gigi retak dan patah, infeksi, dan abses.

  • Gigi sensitif

Air liur melindungi gigi dengan membersihkan bakteri.

Apabila mulut kita mengalami kekeringan, bakteri tersebut dapat menumpuk di sekitar garis gusi, menyebabkan gusi berlubang dan mengekspos akar gigi.

Akar gigi yang terbuka menyebabkan gigi menjadi sensitif.

  • Rasa sakit pada bagian mulut

Air liur menjaga bagian dalam mulut senantiasa lembap. Ketika jaringan mulut mengering, maka kita akan merasakan sakit pada bagian mulut.

Mulut kering meningkatkan risiko gingivitis (jaringan gusi yang meradang) dan sariawan. Harris mengatakan, gingivitis dan sariawan bisa sangat menyakitkan.

  • Infeksi pada gusi

Gusi yang tidak dirawat serta kerusakan gigi dapat berkembang menjadi penyakit periodontal, yaitu infeksi pada jaringan gusi.

Akibatnya, jaringan gusi membengkak, terasa nyeri, berwarna kemerahan, dan gusi berdarah.

Infeksi gusi yang sangat serius membutuhkan penanganan khusus atau operasi.

Periodontitis juga meningkatkan risiko serangan jantung.

  • Bau mulut

Mulut kering adalah salah satu penyebab utama halitosis atau bau mulut, lanjut Harris.

Baca juga: Trik Pernafasan yang Benar Saat Berlari

5. Pernapasan mulut lebih mudah saat berolahraga

Pernapasan hidung atau nasal breathing adalah tren di dunia kebugaran saat ini.

Orang-orang yang menjalani metode pernapasan hidung mengatakan, berolahraga dengan metode pernapasan tersebut dapat memperbaiki kebugaran kardiovaskular ketimbang bernapas lewat mulut.

Namun, orang yang sering melakukan latihan kardio menyadari betapa sulitnya berolahraga dan bernapas lewat hidung.

Studi di tahun 2017 yang diterbitkan ke dalam International Journal of Exercise Science menemukan, orang yang bernapas melalui hidung selama bersepeda dengan intensitas tinggi mengalami peningkatan detak jantung.

Sedangkan pada orang-orang yang bersepeda dengan bernapas lewat mulut tidak menunjukkan adanya detak jantung yang meningkat.

Para peneliti mencatat, sembilan atlet mampu tampil dengan kekuatan dan intensitas yang sama terlepas dari gaya pernapasan mereka.

Sebuah studi lain yang dimuat pada 2018 di International Journal of Kinesiology and Sports Science menemukan hasil berbeda.

Selama enam bulan, peneliti memantau 10 pelari yang hanya menerapkan metode pernapasan hidung selama berlatih.

Hasilnya, 10 pelari tersebut memiliki tingkat pernapasan yang lebih rendah.

Namun tingkat oksigen di dalam darah para pelari sama seperti saat mereka bernapas melalui mulut.

Peneliti menyimpulkan, cara bernapas lewat hidung memungkinkan oksigen masuk ke dalam darah secara lebih efisien.

Baca juga: Pernapasan Dada dan Perut Memberikan Manfaat Berbeda Bagi Tubuh

Mengurangi kebiasaan bernapas melalui mulut

Untuk menghilangkan kebiasaan bernapas lewat mulut, dokter akan melihat penyebab utama kita melakukan kebiasaan tersebut.

Biasanya, metode pernapasan mulut dilakukan karena saluran pernapasan di hidung tersumbat atau tersumbat sebagian, sehingga tubuh terpaksa bernapas lewat mulut, kata Nasseri.

Ada beberapa cara alternatif untuk mengurangi kebiasaan bernapas melalui mulut:

  • Nasal spray

Penggunaan semprotan garam steril setiap hari akan menjaga saluran hidung tetap lembap dan bersih.

  • Menggunakan obat-obatan

Kita dapat menggunakan obat-obatan seperti dekongestan, antihistamin, dan steroid sprays untuk melancarkan saluran pernapasan hidung.

Namun, obat-obatan ini sebaiknya tidak digunakan terlalu sering. Penggunaan obat-obatan tersebut secara berlebihan dapat memperburuk masalah pada hidung.

  • Nasal strip

Nasal strip, yang bentuknya berupa potongan plastik atau kain akan menahan lubang hidung dan membantu membuka saluran pernapasan kita.

  • Operasi hidung

Pada kasus gangguan hidung yang parah, kita harus menjalani pembedahan untuk meluruskan dinding hidung, atau memangkas filter hidung (turbinate) agar kita dapat lebih mudah bernapas.

  • Operasi lainnya

Tenggorokan dan sinus juga berperan besar dalam pernapasan kita.

Karena itu, jika ada masalah seperti amandel yang membesar, kita juga harus menjalani operasi untuk mengangkat sesuatu yang menghalangi saluran pernapasan hidung.

Baca juga: Lebih Baik Mana, Bernafas Lewat Hidung atau Mulut?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com