Terlihat dari Arlojinya, Berat Badan Kim Jong Un Dikabarkan Turun

KOMPAS.com - Setelah lama tidak terekspos media, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tampak lebih kurus ketimbang sebelumnya.

Hal ini terungkap dari foto-foto terbaru yang dirilis oleh pemerintah Korea Utara, terutama terlihat pada pergelangan tangan yang memakai arloji.

Menurut analisis yang diterbitkan situs berita di Seoul, NK News, pada foto tersebut jam tangan IWC Schaffhausen Portofino di pergelangan tangan Kim tampak dikaitkan lebih erat.

Situs NK News juga membandingkan foto yang dirilis bulan lalu, yang memerlihatkan close up jam tangan merek IWC seharga sekitar Rp 170 juta tersebut di tangan Kim.

Perbandingan sisa tali jam yang diikatkan itu menunjukkan bahwa saat ini berat badan Kim sudah menurun.

NK News Perbandingan bagaimana Kim Jong Un mengikatkan tali jam dari waktu ke waktu, gambar paling kanan memperlihatkan tali jam itu terikat makin kecil di pergelangan tangannya

Pada bulan November, badan intelijen Korea Selatan mengatakan kepada anggota parlemen bahwa berat Kim diperkirakan mencapai 140 kg.

Berat badan itu meningkat sekitar 50 kg sejak Kim menjabat sebagai pemimpin Korut pada 2011.

"Badan intelijen asing ingin mengetahui apakah Kim Jong Un sehat untuk tetap menjadi pemimpin dalam waktu yang lama," kata Colin Zwirko, koresponden analitik senior di NK News.

"Apa yang terjadi jika dia tidak sehat? Dan bagaimana hal itu memengaruhi keamanan di Korea, mengingat Korea Utara memiliki senjata nuklir?" sambung dia.

Kondisi kesehatan Kim menjadi fokus utama setelah ia melewatkan perayaan ulang tahun mendiang kakeknya, Kim Il Sung.

Situs berita yang berbasis di Seoul, Daily NK melaporkan Kim sudah menjalani prosedur bedah kardiovaskular.

Kim tidak terekspos media pemerintah Korea Utara sekitar satu bulan, sebelum akhirnya ia terlihat menghadiri pertemuan partai untuk membicarakan masalah ekonomi pada Sabtu (5/6/2021) lalu.

Sebagai catatan, ekonomi Korea Utara sedikit menunjukkan pertumbuhan di tahun ini setelah ekonomi di negara tersebut mengalami kesulitan akibat pandemi, sanksi dari AS dan kurangnya transaksi dengan China.

Baca juga: 6 Kebiasaan Aneh Kim Jong Un saat Melakukan Perjalanan