KOMPAS.com - Asma merupakan penyakit peradangan kronis pada saluran udara yang membuat sulit bernapas, dan bisa membahayakan.
"Kondisi ini menyebabkan penyempitan saluran udara, hiperreaktivitas terhadap paparan normal, dan produksi lendir berlebihan yang menyebabkan gejala variabel kronis sesak napas, batuk, dan mengi,"
Demikian penjelasan Geoffrey Chupp, MD, ahli asma di Yale Medicine dan profesor di Yale School of Medicine.
Perlu diketahui bahwa berdasarkan data dari Kemenkes, angka prevalensi kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) selama 2013-2018 meningkat sampai 34 persen di Indonesia.
Dan dari sekian banyak kasus PTM, yang paling banyak diidap adalah asma, yaitu sekitar 4,5 persen penduduk Indonesia menderita asma, dengan jumlah kumulatif kasusnya sekitar 11.179.032 penderita.
Tentu kita akan bertanya-tanya mengapa begitu banyak orang mengidap penyakit asma? Apa yang sebenarnya memicu dan menjadi penyebab penyakit ini?
Asma umumnya dikaitkan dengan alergi, dan pada banyak orang peradangan mungkin memang bersifat alergi. Tapi tidak selalu demikian.
Dr. Chupp mengatakan bahwa pada orang lain, peradangan dan penyakit tidak disebabkan oleh alergi.
Namun, memang tampaknya ada beberapa penyebab inflamasi yang mendorong munculnya asma pada pasien tertentu.
Baca juga: Perhatikan Suhu dan Kelembapan di Ruangan agar Tak Memicu Gejala Asma
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.