Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Rayi Putra dan Dila Hadju Ajarkan Anak Peduli Lingkungan

Kompas.com, 18 Juli 2021, 20:30 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mengajarkan anak-anak untuk peduli terhadap lingkungan bisa dilakukan sedini mungkin agar mereka dapat tumbuh dengan terbiasa mencintai bumi.

Hal tersebut juga dilakukan oleh personel RAN, Rayi Putra dan istrinya Dila Hadju yang sudah mengajarkan anaknya untuk peduli lingkungan sejak masih kecil.

Menurut Rayi, awalnya dia dan Dila mulai mempraktikkan tindakan kecil seperti memilah sampah dan membuangnya sesuai dengan jenis, yang kemudian dicontoh oleh sang anak.

Baca juga: Rayi RAN dan Keluarga, Kurangi Sampah Plastik Mulai dari Rumah

"Anak-anak pasti akan melihat bagaimana orangtua mereka berperilaku. Jadi kami juga membiasakan diri untuk memilah sampah sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan."

Demikian penuturan Rayi dalam virtual talkshow bersama WWF Indonesia, Minggu (18/7/2021).

Selain itu, Dilla juga menambahkan, di rumah mereka memang menyediakan tempat sampah sesuai dengan jenis sampahnya masing-masing.

"Kalau di rumah kita memang sudah membagi masing-masing sampah. Seperti yang kita tahu jenis-jenis sampah itu ada empat yakni sampah organik, anorganik, beracun (B3), dan residu," kata dia.

Mengenalkan lingkungan sesuai usia anak

Sebagai pegiat lingkungan hidup yang juga pendiri @tumbuhijaurban, Dila menyarankan agar para orangtua dapat mengenalkan lingkungan pada anak-anak sesuai dengan usia mereka.

Dia pun memberikan beberapa langkah mengenalkan lingkungan pada anak-anak sesuai dengan usia sebagai berikut:

Baca juga: Rayi RAN Pernah Koleksi 150 Pasang Sneakers

• Untuk anak usia 0-2 tahun, kita bisa mengenalkan lingkungan dengan stimulasi indra, baik itu penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan perasa.

• Kemudian, di usia 2-4 tahun, anak-anak bisa diperkenalkan dengan variasi alam beserta penghuninya menggunakan sistem motoriknya. Kita bisa memperkenalkannya melalui audio dan visual.

• Lalu anak-anak yang berusia 4-6 tahun yang sudah bisa berpikir secara komprehensif dapat diperkenalkan mengenai siklus kehidupan, asal usul lingkungan, dan mengasah kreativitas mereka.

• Sementara itu, bagi anak-anak yang berusia 6-8 tahun, orangtua bisa mengenalkan lingkungan dengan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan peduli lingkungan.

Baca juga: Rayi RAN dan Laze Rilis Singel Duet Lagi?

Atau, bisa pula dengan mengajak anak ke luar rumah untuk sekadar mengamati lingkungan sekitarnya.

Meski demikian, Dila mengungkapkan, sebisa mungkin orangtua mengenalkan lingkungan dengan cara-cara lebih santai dan menyenangkan, tergantung berapa usia sang anak.

"Untuk mengajarkan anak-anak peduli terhadap lingkungan jangan sampai menjadikannya sebagai tekanan atau beban supaya mereka benar-benar mencintai lingkungan karena kesadaran sendiri," imbuh dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau