KOMPAS.com - Megan Birke (33), seorang perawat yang berasal dari Louisville, Kentucky, Amerika Serikat, berjuang untuk menurunkan berat badannya sejak 12 tahun lalu.
Usaha penurunan berat badan tersebut sebenarnya dia lakukan setelah melahirkan anak pertamanya. Namun tak juga membuahkan hasil.
Saat itu, Birke juga didiagnosis oleh dokter mengidap sindrom ovarium polikistik (PCOS), dan hipotiroidisme, yang mempersulit upaya penurunan berat badannya.
"Setelah melahirkan putra pertama, berat badan saya sempat turun beberapa kilogram, tapi kemudian bertambah lagi selama kehamilan kedua," kata dia.
Baca juga: 8 Minuman Terbaik untuk Turunkan Berat Badan, Apa Saja?
Birke mengaku sudah mencoba berbagai macam diet, dan biasanya hanya bisa membuatnya memangkas bobot antara 2-4 kilogram saja.
Kondisi ini berlangsung selama bertahun-tahun. Bahkan, dia pernah mencatat berat badan tertingginya yakni 117 kilogram, ketika menginjak usia 29 tahun.
Kelebihan berat badan itu juga membuat gejala PCOS yang dideritanya semakin memburuk.
Dia kian merasakan gejala sakit punggung, sakit kaki, dan sesak napas, yang menghambat aktivitasnya sehari-hari.
Baru pada 25 Maret 2019, saat usianya menginjak 31 tahun, Birke menjalani operasi penurunan berat badan, dan dia kehilangan sembilan kilogram di bulan pertama.
Namun, dia tidak lagi melanjutkan operasi, karena ingin menurunkan berat badan dengan cara yang lebih sehat untuk jangka panjang. Lalu dia memilih melakukan perubahan pola makan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.