Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Gangguan Sistem Pencernaan dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - Diperbarui 20/10/2022, 12:52 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Gangguan sistem pencernaan, seperti sembelit, diare, dan kembung sangat umum terjadi.

Ketika mengalaminya sering kali kita berpikir apakah ada yang salah dengan tubuh kita.

Kebanyakan gangguan sistem pencernaan berkaitan dengan gaya hidup, sehingga bisa diatasi dengan perubahan gaya hidup dan dapat dicegah.

Untuk gangguan sistem pencernaan serius, terutama jika menemukan darah pada tinja atau merasa nyeri parah, segeralah berkonsultasi dengan profesional kesehatan.

Baca juga: 5 Makanan Sehat untuk Mencegah Gangguan Pencernaan

Gangguan sistem pencernaan yang umum terjadi

Jika tidak yakin dengan gangguan sistem pencernaan yang Anda alami dan bagaimana cara mengatasinya, berikut sejumlah gangguan sistem pencernaan yang umum terjadi:

1. Gerd

Gastroesophageal reflux disease (Gerd) adalah gangguan sistem pencernaan kronis ketika seseorang mengalami refluks asam atau asam lambung yang  aik kembali ke kerongkongan.SHUTTERSTOCK Gastroesophageal reflux disease (Gerd) adalah gangguan sistem pencernaan kronis ketika seseorang mengalami refluks asam atau asam lambung yang aik kembali ke kerongkongan.
Gastroesophageal reflux disease (Gerd) adalah gangguan sistem pencernaan kronis ketika seseorang mengalami refluks asam atau asam lambung kembali naik ke kerongkongan. Penderita Gerd juga biasanya merasakan sensasi terbakar di dada atau heartburn.

Instruktur klinis kedokteran dari Ichan School of Medicine di Mount Sinai dan ahli gastroenterologi dari New York Gasteroenterology Associates, Neville Bamji, MD menjelaskan kepada Everyday Health, Gerd sering terjadi setelah makan atau di malam hari.

Mengalami refluks asam dan heartburn sesekali adalah hal yang umum. Namun, mengalaminya setidaknya dua kali setiap minggu bisa menjadi gejala Gerd.

Temui dokter jika mengalami heartburn terus-menerus, bau mulut, erosi gigi, mual, nyeri di dada atau bagian atas perut, atau mengalami kesulitan menelan atau bernapas.

Kebanyakan penderita gangguan sistem pencernaan ini merasa lega dengan menghindari makanan dan minuman yang memicu gejala Gerd dan/atau mengonsumsi antasida yang dijual bebas atau obat lain yang mengurangi produksi asam lambung dan radang kerongkongan.

Selain itu, perubahan gaya hidup seperti meninggikan kepala tempat tidur, tidak berbaring setelah makan, menghindari pakaian ketat, dan berhenti merokok juga dapat membantu meredakan gejala Gerd.

Namun, beberapa kasus Gerd mungkin memerlukan perawatan yang lebih serius, seperti pengobatan atau pembedahan.

Baca juga: Bisakah Gerd Disembuhkan?

2. Sembelit

Konstipasi atau sembelit adalah gangguan sistem pencernaan yang membuat penderitanya sulit atau jarang buang air besar.SHUTTERSTOCK/ TUTATAMAFILM Konstipasi atau sembelit adalah gangguan sistem pencernaan yang membuat penderitanya sulit atau jarang buang air besar.
Konstipasi atau sembelit adalah sulit atau jarang buang air besar. Jika buang air besar kurang dari tiga kali seminggu, kemungkinan besar kita mengalami sembelit.

Menurut Healthgrades, penyebab umum sembelit adalah tidak makan cukup serat dan gejala utama sembelit adalah sulit buang air besar.

Ketika mengalami sembelit, kita perlu mengejan keras untuk mengeluarkan kotoran. Menurut Cleveland Clinic, kondisi ini menyebabkan tinja kecil dan keras, dan terkadang terjadi masalah dubur seperti wasir.

Dalam kebanyakan kasus, gangguan sistem pencernaan ini dapat diatasi dengan meningkatkan asupan serat, cairan, dan berolahraga.

Beberapa orang mengatasi sembelit dengan obat pencahar. Namun, ini hanya sebagai solusi sementara.

Baca juga: 5 Cara untuk Cegah Sembelit yang Baik Dicoba

3. Diare

Diare adalah kondisi ketika buang air besar encer dan frekuensinya lebih sering. Ini adalah gangguan sistem pencernaan yang umum terjadi.SHUTTERSTOCK/KITTISAK JIRASITTICHAI Diare adalah kondisi ketika buang air besar encer dan frekuensinya lebih sering. Ini adalah gangguan sistem pencernaan yang umum terjadi.
Diare adalah kondisi ketika buang air besar encer dan frekuensinya lebih sering. Ini adalah gangguan sistem pencernaan yang umum terjadi.

Menurut Mayo Clinic, diare mungkin muncul sendiri atau berkaitan dengan gejala lain, seperti mual, muntah, sakit perut, dan penurunan berat badan.

Untungnya, diare sering kali berlangsung tidak lebih dari beberapa hari.

Jika diare berlangsung lebih dari beberapa hari hingga berminggu-minggu, itu biasanya menunjukkan ada masalah lain, seperti Sindrom Iritasi Usus (IBS) atau gangguan yang lebih serius, termasuk infeksi persisten, penyakit celiac atau Penyakit Radang Usus (IBD).

Selain konsumsi obat, diare dapat diobati dengan beberapa cara seperti menambah asupan cairan dan makan makan pemulihan.

Mengutip pemberitaan Kompas.com (31/10/2020), diet dengan porsi kecil dan sering bisa lebih baik daripada makan tiga kali lebih besar sehari ketika ingin memulihkan diri dari diare.

Pola makan yang baik untuk penderita diare dapat meliputi:
Makanan kaya pektin, seperti buah-buahan

  • Makanan tinggi kalium, seperti kentang dan ubi jalar
  • Makanan dengan elektrolit, seperti sup miso dan minuman "olahraga"
  • Sayuran lunak yang dimasak
  • Jumlah protein yang cukup

Baca juga: 15 Penyebab Diare di Pagi Hari yang Bisa Terjadi

4. Batu empedu

Batu empedu adalah salah satu gangguan sistem pencernaan yang umum terjadi.SHUTTERSTOCK/EMILY FROST Batu empedu adalah salah satu gangguan sistem pencernaan yang umum terjadi.
Batu empedu adalah endapan keras yang terbentuk di kantong empedu kita, kantong kecil yang menyimpan dan mengeluarkan empedu untuk pencernaan.

Batu empedu terbentuk ketika terlalu banyak kolesterol atau limbah dalam empedu kita, atau jika kantong empedu tidak mengosongkan dengan benar.

Batu empedu yang menghalangi saluran yang mengarah ke usus dapat menyebabkan rasa sakit yang tajam di perut kanan atas.

Penggunaan obat terkadang dapat melarutkan batu empedu. Namun, jika itu tidak berhasil untuk mengatasi gangguan sistem pencernaan ini, langkah selanjutnya adalah melakukan operasi untuk mengangkat kantong empedu.

Baca juga: 8 Makanan yang Perlu Dihindari Penderita Batu Empedu

5. Penyakit celiac

Pada orang dewasa, gejala gangguan sistem pencernaan penyakit celiac termasuk kelelahan.PEXELS/ANDREA PIACQUADIO Pada orang dewasa, gejala gangguan sistem pencernaan penyakit celiac termasuk kelelahan.
Penyakit celiac adalah kepekaan serius terhadap gluten. Menurut Verywell Health, penderita penyakit celiac tidak bisa mengonsumsi gluten karena akan merusak usus kecil.

Penyakit celiac adalah gangguan sistem pencernaan yang harus didiagnosis oleh penyedia layanan kesehatan, dan sering disalahartikan sebagai gangguan lainnya sebelum benar-benar dikenali.

Pada anak-anak, gejala penyakit celiac bisa termasuk sakit perut dan kembung, diare, sembelit, muntah, dan penurunan berat badan.

Sementara pada orang dewasa, gejala penyakit celiac juga bisa mencakup anemia, kelelahan, keropos tulang, depresi, dan kejang. Namun, beberapa orang mungkin tidak memiliki gejala apapun.

Satu-satunya pengobatan untuk penyakit celiac adalah menghindari makan gluten. Alternatif umum untuk gluten termasuk beras merah, quinoa, lentil, tepung kedelai, dan tepung jagung.

Baca juga: 9 Gejala Penyakit Celiac yang Perlu Diwaspadai

6. Penyakit Radang Usus (IBD)

Penyakit Radang Usus (IBD) adalah gangguan sistem pencernaan ini dapat menyebabkan iritasi dan pembengkakan, mengakibatkan diare, sakit perut, kehilangan napsu makan, demam, dan penurunan berat badan.freepik Penyakit Radang Usus (IBD) adalah gangguan sistem pencernaan ini dapat menyebabkan iritasi dan pembengkakan, mengakibatkan diare, sakit perut, kehilangan napsu makan, demam, dan penurunan berat badan.
Penyakit Radang Usus (IBD) mengacu pada peradangan jangka panjang di saluran pencernaan. Penyakit Crohn dan kolitis ulserativa adalah dua jenis penyakit radang usus yang paling umum.

IBD adalah penyakit autoimun, yang berarti ada reaksi sistem kekebalan tubuh yang tidak normal.

Gangguan sistem pencernaan ini dapat menyebabkan iritasi dan pembengkakan, mengakibatkan diare, sakit perut, kehilangan napsu makan, demam, dan penurunan berat badan.

Untuk penyakit Crohn, dokter belum yakin apa yang menjadi penyebabnya. Namun, diperkirakan genetika dan riwayat keluarga mungkin berperan terhadap seseorang memiliki penyakit Crohn.

Pengobatan tergantung pada gejalanya dan dapat mencakup pereda nyeri topikal, imunosupresan, hingga tindakan pembedahan.

Menghindari makanan pemicu seperti produk susu, minuman berkarbonasi, alkohol, kopi, buah dan sayuran mentah, daging merah, dan makanan yang berlemak, digoreng, pedas, atau penghasil gas juga dapat membantu mencegah flare pada gangguan sistem pencernaan ini.

Sementara kolitis ulserativa dapat diatasi dengan obat yang menekan peradangan dan menghindari makanan pemicu ketidaknyamanan.

Dalam kasus yang parah, pengobatan untuk kolitis ulserativa mungkin melibatkan pembedahan untuk mengangkat usus besar.

Baca juga: 6 Gejala Inflammatory Bowel Disease (IBD) yang Perlu Diwaspadai

7. Sindrom Iritasi Usus (IBS)

IBS adalah gangguan sistem pencernaan yang membuat penderitanya merasakan sakit perut yang terjadi setidaknya tiga kali sebulan selama tiga bulan berturut-turut.FREEPIK/GONCALO COSTA IBS adalah gangguan sistem pencernaan yang membuat penderitanya merasakan sakit perut yang terjadi setidaknya tiga kali sebulan selama tiga bulan berturut-turut.
Orang sering salah mengenali IBD dengan Sindrom Iritas Usus (IBS). IBS adalah sakit perut yang terjadi setidaknya tiga kali sebulan selama tiga bulan berturut-turut.

Penderita gangguan sistem pencernaan ini juga mungkin merasakan gejala seperti sembelit atau diare.

Namun, gejala IBS sebetulnya sangat bervariasi. Seseorang bisa saja mengalami tinja keras, namun di hari lainnya mengalami tinja yang encer dan berair.

Kembung juga bisa merupakan gejala IBS.

Penyebab IBS masih tidak diketahui, tetapi pengobatan gejala sebagian besar berpusat pada pola makan, seperti makan makanan rendah lemak, tinggi serat dan menghindari makanan pemicu umum, seperti produk susu, alkohol, kafein, pemanis buatan, dan makanan yang menghasilkan gas.

Selain itu, stres dapat memicu gejala IBS, sehingga beberapa orang menjalani terapi perilaku kognitif atau mengonsumsi antidepresan dosis rendah untuk mengobati IBS.

Baca juga: 5 Cara Mengelola Gejala IBS (Sindrom Iritasi Usus Besar)

8. Wasir

Wasir adalah peradangan pada pembuluh darah di ujung saluran pencernaan kita dan terasa menyakitkan. Ini adalah salah satu gangguan sistem pencernaan.SHUTTERSTOCK/SEASONTIME Wasir adalah peradangan pada pembuluh darah di ujung saluran pencernaan kita dan terasa menyakitkan. Ini adalah salah satu gangguan sistem pencernaan.
Wasir adalah peradangan pada pembuluh darah di ujung saluran pencernaan kita dan terasa menyakitkan. Gejalanya bisa meliputi nyeri, gatal, dan adanya darah merah cerah setelah buang air besar.

Penyebabnya wasir termasuk sembelit kronis, diare, mengejan saat buang air besar, dan kurang asupan serat.

Gangguaan sistem pencernaan ini bisa diobati dengan makan lebih banyak serat, minum lebih banyak air, dan berolahraga.

Krim dan supositoria yang dijual bebas dapat meredakan gejala wasir untuk sementara.

Namun, jika pengobatan di rumah tidak cukup membantu, segeralah berkonsultasi dengan dokter. Terkadang, tindakan pembedahan mungkin dibutuhkan untuk menghilangkan wasir.

Baca juga: Bikin Buang Air Tak Nyaman, Cegah Wasir dengan 12 Makanan Berikut!

9. Divertikulitis

Gejala diverkulitis meliputi demam, menggigil, mual, dan sakit perut. Obesitas merupakan faktor risiko utama untuk gangguan sistem pencernaan yang satu ini. Gejala diverkulitis meliputi demam, menggigil, mual, dan sakit perut. Obesitas merupakan faktor risiko utama untuk gangguan sistem pencernaan yang satu ini.
Kantong kecil yang disebut divertikula dapat terbentuk di mana saja pada titik lemah di lapisan sistem pencernaan kita, namun paling sering ditemukan di usus besar.

Jika memiliki divertikula tetapi tidak ada gejala, kondisi ini disebut divertikulosis, yang cukup umum di antara orang dewasa yang lebih tua dan jarang menyebabkan masalah.

Namun, pada sekitar 5 persen orang, kantong tersebut mengalami peradangan atau infeksi, kondisi yang disebut divertikulitis.

Gejala diverkulitis meliputi demam, menggigil, mual, dan sakit perut. Obesitas merupakan faktor risiko utama untuk gangguan sistem pencernaan yang satu ini.

Divertikulitis ringan dapat diobati dengan antibiotik dan diet cairan bening sehingga usus besar bisa sembuh.

Kurang makan serat bisa menjadi penyebab divertikulitis. Jadi, dokter mungkin akan mengarahkan kita untuk memperbanyak makan serat dengan memerhatikan makan seperti biji-bijian, kacang-kacangan, dan sayuran.

Jika mengalami serangan parah yang sering berulang, tindakan pembedahan mungkin diperlukan untuk mengangkat bagian usus yang sakit.

Baca juga: Kenali Apa itu Diverkulitis, Gejala, dan Penyebabnya

10. Fisura ani

Fisura ani adalah gangguan sistem pencernaan yang gejalanya mirip wasir.SHUTTERSTOCK Fisura ani adalah gangguan sistem pencernaan yang gejalanya mirip wasir.

Fisura ani adalah robekan kecil berbentuk oval di lapisan paling ujung anus. Gejalanya mirip dengan wasir, seperti pendarahan dan nyeri setelah buang air besar.

Mengejan dan buang air besar yang keras dapat menyebabkan gangguan sistem pencernaan ini, tetapi tinja yang lunak dan diare juga bisa menyebabkannya.

Cara terbaik untuk mengobati fisura ani sering kali adalah menerapkan pola makan tinggi serat sehingga membuat tinja terbentuk dengan dan besar.

Obat untuk mengendurkan otot sfingter anal dan anestesi topikal bisa membantu menghilangkan rasa sakitnya. Namun, fisura kronis mungkin memerlukan pembedahan otot sfingter anal.

Baca juga: 7 Penyebab Fisura Ani, Robekan di Lapisan Anus yang Perlu Diwaspadai

11. Gastritis

Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung. Gangguan sistem pencernaan ini memiliki gejala seperti sakit perut dan mual.SHUTTERSTOCK Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung. Gangguan sistem pencernaan ini memiliki gejala seperti sakit perut dan mual.
Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung. Gangguan sistem pencernaan ini memiliki gejala seperti sakit perut dan mual.

Infeksi bakteri H. pylori adalah penyebab sering kali menyebabkan gastritis kronis.

Penyebab lainnya termasuk terlalu sering konsumsi NSAID, seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen.

Untuk mengobatinya, konsumsi antasida dan penghambat pompa proton sering kali cukup membantu.

Baca juga: 8 Cara Mengatasi Gastritis Secara Alami

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com