Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Daur Ulang Sampah Belanja Online agar Jadi Ramah Lingkungan

Kompas.com - 17/11/2021, 14:15 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tren belanja online semakin meningkat di seluruh dunia, khususnya selama pandemi Covid-19.

Berbelanja lewat e-commerce memang menyenangkan, lebih murah dan mudah dilakukan.

Kita tak perlu keluar rumah, hanya perlu memanfaatkan kecanggihan smartphone dan internet untuk mendapatkan barang impian.

Sayangnya, kebiasaan belanja online cenderung tidak ramah lingkungan karena menghasilkan banyak sampah.

Baca juga: Ketika Gede Robi Navicula Bicara Soal Sampah Plastik...

Produk yang kita beli dikemas dengan banyak kertas dan plastik untuk memastikannya aman selama perjalanan.

Hasilnya, kita memiliki tumpukan kardus, sisa selotip, bubble wrap, paper bag dan sisa kemasan lainnya.

Tips daur ulang

Sejumlah kota di Indonesia sudah menerapkan aturan bebas kantong plastik di pusat perbelanjaan.

Konsumen diminta membawa tas sendiri untuk menekan jumlah sampah plastik, yang tidak baik untuk bumi.

Namun perilaku ini masih sulit diterapkan dalam pola belanja online yang kini lebih populer.

Pasalnya, bubble wrap dan kardus dianggap masih diperlukan untuk memastikan produk tetap utuh dan aman selama proses pengiriman.

Untuk bumi yang lebih sehat, ada baiknya kita mulai berpikir untuk mendaur ulang berbagai sampah sisa kemasan belanja online yang dimiliki di rumah.:

Kotak kardus atau kemasan dari karton adalah salah satu sampah yang paling banyak disebabkan kebiasaan belanja online.

Kita bisa mendaur ulang sampah kardus dengan menjadikannya wadah penyimpanan barang, tatakan gelas atau alas furnitur agar tidak menggesek lantai.

Bisa juga menyimpan kardus tersebut dengan rapi untuk dipakai ulang ketika ingin mengirim paket untuk orang lain.

Kardus juga bisa difungsikan sebagai pot tanaman yang dilapisi plastik bekas yang dilubangi.

Bubble wrap biasanya dipakai untuk meredam guncangan ketika mengirim barang yang rapuh seperti pajangan, kosmetik atau perkakas dapur. F

ungsinya sebagai bantalan ekstra agar barang tidak pecak dalam perjalanan.

Baca juga: Kurangi Sampah Plastik, The Body Shop Anjurkan Pakai Kemasan Isi Ulang

Banyak orang menumpuk bubble wrap miliknya begitu saja atau sekedar dijadikan permainan untuk anak di rumah.

Untuk memaksimalkan fungsinya, kita bisa menggunakannya ulang ketika mengirim paket.

Bisa juga menyalurkannya ke lembaga pengelolaan sampah, karena bubble wrap sebenarnya bisa didaur ulang, seperti jenis plastik lainnya.

  • Padded envelope

Padded envelope adalah amplop yang bagian dalamnya dilapisi bubble wrap. Biasanya digunakan untuk produk aksesoris arau kosmetik yang dijual secara online.

Sayangnya, jenis kemasan ini tidak bisa didaur ulang karena lapisannya tidak dapat dipisahkan dari kemasan luar.

Alternatif terbaik, gunakan kembali kemasan ini sebanyak mungkin, dan hindari penggunaannya di kemudian hari.

  • Styrofoam

Kita akan mendapatkan styrofoam ketika berbelanja online untuk produk yang rapuh seperti elektronik atau piring keramik.

Fungsinya sebagai peredam, namun styrofoam juga banyak digunakan sebagai kemasan makanan.

Baca juga: Tips Belanja untuk Mengurangi Sampah Plastik

Jenis kemasan ini umumnya tidak dapat didaur ulang, apalagi secara rumahan.

Kita disarankan untuk menyalurkan sampah ini ke organisasi pengelolaan sampah terdekat untuk diolah dan didaur ulang dengan lebih profesional.

Kita seringkali mendapatkan berlapis-lapir kertas di dalam kemasan belanja online. Jenisnya juga bisa berbeda-beda dan tidak selalu bisa didaur ulang.

Sisihkan jenis kertas yang bisa didaur ulang dengan mudah dan mana yang tidak.

Gunakan kembali kertas tersebut jika memungkinkan, misalnya sebagai bungkus kado atau membuat kerajinan di rumah.

Kertas tersebut juga bisa dijadikan kompos di rumah, alas tempat tidur hewan peliharaan,  atau pun disalurkan ke lokasi daur ulang sampah skala besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com